Filed under: Uncategorized — Tinggalkan Komentar
Sumber data dapat berupa orang, benda, catatan, atau dokumen maupun gerak atau suatu proses. Apa dan siapa yang dipelajari dan dari mana data didapatkan tentang hal yang dipelajari berkaitan dengan persoalan populasi dan sampel. Idealnya, penelitian dilakukan terhadap populasi. Akan tetapi, dimungkinkan juga untuk mempelajari atau meneliti sebagian dari populasi yang disebut sampel. Jika peniliti meneliti sebagian dari populasi atau sampel, sampel tersebut harus memenuhi 2 kriteria penting, yakni ukuran dan keterwakilan.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel dipilih. Populasi data berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.
Populasi sampel (sampeld population), kadang-kadang disebut sebagai populasi sampel juga disebut the available population, accessible population, atau sampling population, menunjukan pada populasi yang darinya, secara actual dan secara realistis, diambil sampel untuk membuat inferensi tentang populasi target.
Jika populasi pemilihan sampel ditentukan berdasarkan definisi teoritis dari populasi yang dipelajari, populasi sasaran ditentukan berdasarkan definisi operasional. Populasi sasaran merupakan populasi yang ingin dituju dan sekaligus menentukan batas atau lingkup generalisasi hasil penelitian. Jika data diperoleh dari populasi maupun dari sampel yang merupakan representasi dari populasi, dapat dibuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Namun, jika data diperoleh dari sampel yang bukan representasi dari populasi, kesimpulan hanya berlaku untuk sampel tersebut.
Secara ideal, suatu penelitian harus menyelidiki seluruh elemen populasi jika penelitian bermaksud menggambarkan keseluruhan subjek yang diteliti. Meneliti populasi berarti memperoleh data dari semua elemen populasi. Untuk menghemat waktu dan biaya, kebanyakan penelitian hanya memiliki suatu sampel dari suatu populasi-apapun yang sedang kita teliti, apakah itu benda, manusia, atau peristiwa. Dalam penelitian kuantitatif, meneliti sampel atau bagian dari satu populasi dimungkinkan untuk melakukan generalisasi untuk populasi.
Meneliti sampel atau bagian dari populasi disebut penelitian sampel. Sampel adalah suatu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representative atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi. Jika 50 manajer diambil dari populasi 100 manajer, 50 anggota ini adalah sampel dari 100 manajer untuk diteliti. Tiap anggota dari sampel disebut subjek (subject) sehingga tiap manajer yang dijadikan sebagai sampel yang dipelajari disebut elemen atau subjek.
Penelitian sampel dapat dilakukan apabila populasi terlalu besar dan tersebar sehingga sulit dijangkau oleh peneliti,sulit dalam mengolah data, mebutuhkan biaya sangat, dan waktu terlalu banyak. Mempelajari sampel menawarkan beberapa manfaat utama dibandingkan dengan mempelajari populasi, yaitu menghemat biaya, menghemat waktu, dan mungkin bisa lebih akurat. Hasil penelitian sampel dapat digunakan untuk menjelaskan atau menaksir populasi. Sampel digunaka sebagai taksiran (estimate) dari parameter-parameter proporsi populasi. Satu ukuran deskriptif dari satu populasi dinamakan satu parameter, sedangkan satu ukuran deskriptif dari suatu atribut dari satu sampel dinamakan satu statistic.
Rancangan Sampel
Setelah populasi didefinisikan, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana menurunkan satu sampel dari populasi tersebut. Rancangan sampel adalah seperangkat prosedur untuk pemilihan unit-unit dari populasi yang dijadikan sebagai sampel.
Jika kita memilih sampel dengan benar, sampel itu akan memberikan estimasi secara tepat tentang keseluruhan populasi yang diteliti. Tujuan estimasi adalah untuk menuntukan nilai-nilai kira-kira dari satu parameter populasi dalam satu statistic sampel. Pemelihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit atau elemen atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karateristik dari satu populasi yang diwakili.
Ada dua tipologi utama dari rancangan pemilihan sampel atau teknik pemilihan sampel yang umum digunakan, yakni pemilihan sampel probabilitas (probability sampling) juga disebut pemilihan sampel acak (random sampling) dan pemilihan sampel tak probabilitas (non probability sampling) juga disebut pemilihan sampel tak acak (non random sampling).
Metode pemilihan sampel probabilitas digunakan bila keterwakilan sampel adalah penting untuk maksud generalisasi yang lebih luas, sedangkan pemilihan sampel tak probabilitas adalah secara umum digunakan jika waktu, biaya, dan factor-faktor lain lebih penting dari pada generalisasi.
Pemilihan Sampel Probabilitas
Pemilihan sampel acak menggunakan kerangka populasi (population frame) dan lebih sering disebut sebagai kerangka pemilihan sampel (sampling frame). Kerangka pemilihan sampel merupakan daftar dari semua unit dalam populasi yang darinya sampel dipilih. Ketika populasi didefinisikan, satu sampel diambil yang cukup mewakili populasi. Kerangka pemilihan sampel, juga disebut kerangka populasi dari mana sampel dipilih, adalah daftar lengkap seluruh unit pemilihan sampel atau kerangka populasi yang ada yang dengannya dilakukan pemilihan sampel.
Jadi, sampel harus representative dari populasi. Sampel representative (representative sampel) adalah sampel yang merefleksikan populasi secara akurat sehingga sampel adalah satu kehidupan kecil (microcosm) dari populasi. Untuk menarik sampel dari populasi dan merepresentasi populasi dilakukan dengan menngunakan metode pemilihan sampel (sampling methods). Ada dua metode penarikan sampel dari populasi : pemilihan sampel probabilitas (probability sampling) dan pemilihan sampel tak probabilitas (non probability sampling). Pemilihan sampel probabilitas menghasilkan sampel probabilitas (probability sampling), sementara pemilihan sampel tak probabilitas menghasilkan sampel tak probabilitas (non probability sampling).
Pemilihan Sampel Acak Sederhana
Pemilihan sampel acak sederhana (disingkat:PSAS) adalah proses pemilihan sampel dalam cara tertentu yang di dalamnya semua elemen dalam populasi yang didifinisikan mempunyai kesempatan yang sama, bebas, dan seimbang dipilih menjadi sampel. Ini berarti sampel acak sederhana adalah sejumlah elemen sampel yang secara random dipilih dari elemen-elemen populasi yang didaftar.
Pemilihan Sampel Sistematis
Pemilihan sampel sistematis (disingkat PSS) merupakan teknik pemilihan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak hanya untuk sampel yang pertama dari sejumlah sampel, sedangkan untuk unsur-unsur sampel berikutnya dipilih secara sistematis. Artinya, dari kerangka penarikan sampel dapat dipilih sampel pada interval pasti dari daftar. Maksudnya, pemilihan dilakukan dengan mengikuti suatu pola tertentu atau secara sistemik yang dengan menambahkan nomor urut sampel yang pertama yang dipilih secara acak dengan satu bilangan penambahan yang dinamakan selang pemilihan sampel (sampling interval) yang disimbolkan unsur yang ke “K”. Bilangan K dapat dihitung dengan membagi jumlah populasi (N) dengan jumlah sampel yang diinginkan (n) atau K = N : n.
Pemilihan Sampel Distratifikasi
Pemilihan sampel distratifikasi adalah proses pemilihan satu sampel dari sub-kelompok (strata) yang diidentifikasi dalam populasi yang diwakili dalam sampel dalam proporsi yang sama dengan yang ada dalam populasi. Dengan metode pemilihan sampel ini, akan diperoleh sampel acak distratifikasi yang mempunyai karateristik spesifik dengan proporsi yang tepat sama dengan penyebaran karakteristik dalam populasi.
Pemilihan Sampel Nonprobabilitas
Penelitian juga sering memilih sampel nonprobabilitas atau tidak acak. Dalam pemilihan sampel nonprobabilitas, elemen dalam popuasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi subjek dalam sampel. Sampel nonprobabilitas dipilih secara arbitrer oleh penelitian sehingga probabilitas masing-masing anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel tidak diketahui.
Biasanya, metode pemilihan sampel tak acak atau nonprobabilitas digunakan untuk alas an waktu, biaya, manfaat, dan sering digunakan untuk sekedar menguji reliabilitas alat pengukur tertentu atau untuk penelitian eksploratif untuk mendapatkan keterangan yang lebih banyak tentang populasi. Tergolong dalam teknik pemilihan sampel nonprobabilitas adalah
Accidental Sampling
Pemilihan sampel secara kebetulan atau aksidental, juga disebut pemilihan sampel konvenien (convenience sampling) merupakan pemilihan sampel dari siapa saja yang kebetulan ada atau dijumpai menurut keinginan peneliti.
Purposive Sampling
Pemilihan sampel purposive atau bertujuan, kadang-kadang disebut sebagai judgement sampling, merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Karena itu, menentukan subjek atau orang-orang terpilih harus sesuai ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel itu. Mereka dipilih karena dipercaya mewakili satu populasi teretntu.
Quota Sampling
Pemilihan sampel kuota atau berdasarkan jumlah merupakan pemilihan sampel dengan memilih sejumlah tertentu (kuota) unsur populasi menjadi anggota sampel dan saling mudah diperoleh seperti dikehendaki oleh peneliti. Berbeda dengan sampel aksidental, unsur yang dipilih tersebut memiliki karateristik yang sesuai dengan keinginan peneliti dan peneliti telah menentukan target kuota yang dikehendaki.
Snowball Sampling
Pemilihan sampel bola salju (snoeball sampling) sering digunakan dalam penelitian observasional atau wawancara. Prosedur sampel bola salju dilakukan secara bertahap. Pertama-tama, diidentifikasi orang yang dianggap dapat memberi informasi untuk diwawancara.
Estimasi Ukuran Sampel
Satu sampel adalah tiap subset unit pemilihan sampel dari satu populasi. Umumnya, sampel yang lebih besar lebih baik sebab sampel basar cenderung memiliki sedikit kekeliruan (less eror).
Sampel dapat digunakan untuk menaksir populasi bilamana sampel ditentukan secara tepat sehingga sampel merupakan representasi dari populasi, ukuran sampel yang diambil harus representative, dan menaksir nilai populasi dalam suatu sampel dilakukan secara tepat, dan ini bukan pekerjaan yang mudah. Disamping ukuran, kata kunci dalam hubungan antara sampel dan populasi adalah keterwakilan (representative ness).
Secara simultan, dua hal penting untuk menentukan sampel ialah ukuran dan keterwakilan. Bagi Nachmias dan Nachmias, ukuran sampel sacara tepat diestimasi melalui keputusan tingkat akurasi apa yang dikehendaki, karenanya, seberapa besar kesalahan (sampling eror) yang dapat diterima. Bagi Stephan dan McCarthy, jawaban terbaik adalah “tergantung” (it all depends).
Bryman mengatakan bahwa ukuran sampel ditentukan oleh sampling eror, waktu dan biaya, non response, heterogenitas dari populasi, dan jenis analisi. Dalam hal sampling eror, harus ditentukan besaran yang dapat ditoleransi.
Singkatnya, keputusan peneliti tentang ukuran sampel terbaik bergantung pada factor-faktor metodologis (derajat akurasi yang diperlukan, derajat variabilitas atau diversitas dalam populasi, dan jumlah variable-variabel yang berbeda yang dijelaskan secara simultan dalam analisis data) dan batasan-batasan praktis (seperti biaya dan waktu yang tersedia).
Menentukan ukuran sampel dapat dilakukan dalam duya cara. Cara pertama adalah berdasarkan aturan kebiasaan-satu cara konvensional atau secara umum menerima jumlah tertentu-satu metode yang lebih sering digunakan. Peneliti menggunakan cara ini sebab mereka kurang memiliki informasi yang diperlukan berdasarkan metode statistic. Karena itu, metode ini lebih didasarkan pada pengalaman lampau dengan sampel yang telah memenuhi syarat metode statistic.
Cara kedua adalah membuat asumsi-asumsi tentang populasi dan menggunakan persamaan statistic tentang proses pemilihan sampel acak. Peniliti harus membuat asumsi tentang derajat konfidensi (atau jumlah eror) yang dapat diterima dan derajat variasi dalam populasi. Khusu untuk pemilihan sampel acak mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Menentukan jumlah sampel dengan menggunakan “Daftar Tabel”.
- Menentukan jumlah sampel dengan menggunakan persamaan statistic. Hitungan statistic ini dapat menggunakan SPSS atau secara manual. Sloyin mengusulkan formula menghitung sampel sebagai berikut:
(ULBER SILALAHI. Hal:249 – 276)
PENGUMPULAN DATA
Definisi Pengumpulan Data
Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh melalui suatu proses yang disebut pengumpulan data. Pengumpulan data dapat didefinisikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu.
Tipe Data
Pemahaman atas tipe data sangat penting agar peneliti memahami data yang akan dikumpulkan dan menentukan metode pengumpulan data yang tepat digunakan. Jenis data dapat dibedakan atas tingkat, bentuk, dan jenis data.
Tingkat Data
Mengetahui tingkat data (levels of data) yang diukur adalah penting sebab menjadi salah satu factor yang menetukan metode pengumpulan data mana yang harus dipakai dan teknik statistic mana yang harus digunakan. Tingkat data ditentukan oleh skala ukuran variable sehingga data mungkin nominal.
Bentuk Data
Data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian mungkin kuantitatif (numerical) atau kua;itatif (kategorikal) atau keduanya. Data kuantitatif adalah observasi numerical, sedangkan data kualitatif adalah observasi kategorikal. Data kuantitatif dan data kualitatif dinamakan sebagai bentuk atau tipe data.
Data Kuantitatif
Jika data hasil serangkaian observasi atau pengukuran dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam angka, kumpalan data tersebut dinamakan data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran variable kuantitatif. Variable kuantitatif ialah variable yang nilainya dapat dinyatakan secara kuantitatif atau angka. Artinya, jika ciri-ciri suatu fakta social dapat dinilai dengan angka, ciri-ciri itu dinamakan variable kuantitatif.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran panjang adalah data kuantitatif sebab dapat memiliki sejumlah unit ukuran seperti meter, sentimeter, dan inci. Data kuantitatif dibedakan atas data diskrit dan data kontinu. Data diskrit adalah hasil menghitung sedangkan data kontinu atau bersambung adalah hasil pengukuran. Jumlah anak, Negara, perusahaan, gedung, mobil, merupakan hasil menghitung (bukan mengukur) sehingga merupakan data diskrit. Sebaliknya, tinggi badan, berat badan, luas daerah atau bangunan, panjang jalan, kecepatan mobil adalah hasil pengukuran (lebih dari sekedar menghitung) sehingga merupakan data kontinu.
Data Kualitatif
Tentang kebutuhan data kualitatif dalam suatu penelitian, Miles dan Huberman menjelaskan sebagai berikut :
Data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan kukuh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memehami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak yang bermanfaat. Dan lagi, data kualitatif lebih condong dapat embimbing kita untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tak diduga sebelumnya dan untuk membentuk kerangka teoritis baru; data tersebut membantu para peneliti untuk melangkah lebih jauh dari praduga dan kerangka kerja awal.
(ULBER SILALAHI. Hal: 279 – 285)
METODE, SUMBER, DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian social, metode pengumpulan data yang lazim digunakan adalah (1) angket (queationnaire), (2) wawancara (interview), (3) observasi (observation), (4) documenter (secondary sources), dan (5) tes (test).
Metode angket. Alat pengumpulan datanya juga disebut angket, dan sumber datanya berupa orang atau dikenal dengan istilah responden (respondent). Pada metode ini, pertanyaan diajukan secara tertulis dan disebarkan pada responden untuk dijawab; setelah pertanyaan dijawab, dikembalikan lagi ke pihak peneliti. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan tertutup dan dapat pula berupa pertanyaan terbuak. Disebut pertanyaan tertutup, apabila pilihan jawabannya telah disediakan, dan responden tinggal memilih jawaban yang sesuai. Disebut pertanyaan terbuka, apabila jawabannya tidak disediakan, dan responden harus memformulasikan sendiri jawabannya. Dalam suatu angket (selaku alat pengumpul data), bisa saja seluruh pertanyaanya berupa pertanyyan tertutup, atau seluruhnya berupa pertanyaan terbuka, atau sebagian berupa pertanyaan tertutup dan sebagian pertanyaan terbuka.
Metode wawancara. Pada prinsipnya sama dengan metode angket. Perbedaannya, pada angket, pertanyaan diajukan secara tertulis, sedangkan pada wawancara, pertanyaan diajukan secara lisan (pengumpul data bertatap muka dengan responden). Dalam wawancara, alat pengumpul datanya disebut pedoman wawancar. Suatu pedoman wawancara, tentu saja harus benar-benar dapat dimengerti pengumpul data, sebab dialah yang akan menanyakan dan menjelaskan kepada responden.
Metode observasi. Alat pengumpul datanya disebut panduan observasi. Metode ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau prilaku.
Untuk Metode documenter, alat pengumpulan datanya disebut form pencatatan dokumen, dan sumber datanya berupa catatan atau dokumen yang tersedia.
Metode tes atau ujian. Alat pengumpulan datanya disebut tes, dan sumber datanya berupa orang (testee). Lain halnya dengan angket atau wawancara, pada metode tes, pertanyaan dimaksudkan untuk menguji (minat, bakat, sikap, atau kemampuan) seseorang; sedangkan pada angket dan wawancara, pertanyaan yang diajukan bukanlah untuk maksud menguji, melainkan untuk mendapatkan keterangan atau informasi mengenai apa yang dialami dan/atau diketahui oleh seseorang responden.
Table
Metode dan Alat Pengumpulan Data Beserta Sumber Datanya
Metode Pengumpulan Data | Alat Pengumpulan Data | Sumber Data |
Angket | Angket | Orang/responden, seperti mahasiswa, dosen, petani, kepala desa, dan sebagainya |
Wawancara | Pedoman Wawancara | Orang/responden, seperti orang tua mahasiswa, LKMD, Camat, dan sebagainya |
Obeservasi | Panduan Observasi | Benda tertentu, atau kondisi tertentu, atau situasi tertentu, atau proses tertentu, atau prilaku orang tertentu. |
Dokumenter | Form Dokumentasi | Catatan resmi tertentu, atau dokumen ekspresif tertentu, atau laporan media massa tertentu. |
Tes | Tes | Orang/responden, seperti siswa, mahasiswa, karyawan, pelamar pekerjaan, dan sebagainya |
Rancangan Pengambilan Sampel
Permasalahan sampel (rancangan dan teknik pengambilan sampel) sangat penting bagi suatu penelitian yang berkepentingan untuk menarik kesimpulan umum bagi sesuatu populasi. Munculnya permasalahan sampel, karena dalam suatu penelitian, tidaklah realitas meneliti seluruh populasi, lebih-lebih untuk populasi yang sangat luas.
Sebagian dari populasi yang diambil sebagai representasi atau wakil populasi bersangkutan, disebut dengan “sampel”. Ide pokok dari teknik pengambilan sampel adalah (1) mencari informasi mengenai keseluruhan populasi, (2) dengan jalan mencari informasi pada sebagian saja dari populasi tersebut, dan (3) informasi yang ditemukan diberlakukan kepada seluruh populasi.
Rancangan Sampel Probabilitas Beserta Teknik-tekniknya
Agar setiap earga populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel, maka pengambilannya haruslah dengan teknik random atau acak. Dala hubungannya dengan teknik random tersebut, jenis-jenisnya ialah (1) teknik random sederhana (simple random sampling), (2) teknik random atas dasar strata (stratified random sampling), (3) teknik random bertahap-tahap atas dasar strata (multi stage probability stratified random sampling), dan (4) teknik random atas dasar himpunan (cluster random sampling).
Dalam teknik random sederhana, warga populasi tidak dipilih-pilih atau distratakan terlebih dahulu; semua warga populasi langsung dipilih secara random.
Dalam teknik random atas dasar strata, populasi distratakan terlebih dahulu; stratsnya disesuaikan dengan sifat-sifat atau ciri-ciri sesuatu populasi. Strata tersebut, bisa dalam arti horizontal maupun vertical.
Dalam teknik random bertahap atas dasar strata, populasinya distratakan terlebih dahulu dan pemilihan sampel dilakukan secara bertahap; stratanya juga disesuaikan dengan sifat atau ciri sesuatu populasi.
Dalam teknik random atas dasar himpunan, terlebih dahulu populasi dibagi atas dasr himpunan-himpunan di mana populasi tersebut menyebar. Dalam hubungan ini, yang dirandom adalah himpunanya; sesuatu himpunan yang terpilih sebagai sampel, keseluruhan warganya menjadi sampel penelitian.
Rancangan Sampel Non-Probabilitas Beserta Teknik-tekniknya
Teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam rancangan ini adalah (1) Teknik Pengambilan Sampel Purposif, (2) Teknik Pengambilan Sampel Aksidental, dan (3) Teknik Pengambilan Sampel Quota.
Pada teknik pengambilan sampel purposif, sampel ditetapkan sacara sengaja oleh peneliti. Dalam hubungan ini, lazimnya didasarkan atas criteria atau pertimbangan tertentu; jadi tidak melalu proses pemilihan sebagaimana yang dilakukan dalam teknik random.
Teknik Pengambilan Sampel Aksidental, bisa disebut sebagai teknik pengambilan sampel “asal ambil atau asal pilih”.
Teknik Pengambilan Sampel Quota, lazimnya digunakan dalam pengumpulan pendapat umum.
Pemilihan Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel secara random yang dapat diperhitungkan kesalahan-kesalahan baku dari sampel yang diambil di dalam mempresentasikan parameter populasi; dapat diperhitungkan tingkat keakuratan berlakunya kesimpulan terhadap populasi dari sampel yang diambil. Karenanya, teknik-teknik non-random, hanya relevan digunakan untuk penelitian yang bersifat eksplorasi atau penjajakan; bukan untuk menarik inferensi terhadap populasi.
Mengenai kememadaian jumlah dari sesuatu sampel, pada prinsipnya, semakin besar jumlah sampel, akan semakin kecil kemungkinan kesalahan inferensi yang dikarenakan kesalahan sampel; ini merupakan prinsip umum atas dasar teori atau hokum probabilitas; juga factor variabilitas atau tingkat heteroginitas populasi ikut mempengaruhi kemungkinan kesalahan sampel, dan karenanya semakin heterogin suatu populasi semakin besar pula jumlah sampel yang sebaiknya diambil. Dalam hubungan ini, salah baku rata-rata sampel umumnya berbanding terbalik dengan akar kuadrat n. Artinya, agar ketetapan inferensi meningkat dua kali lipat, maka sampel harus diperbesar empat kali lipat.
(Sanapiah Faisal. Hal: 51 – 70)
POPULASI DAN SAMPEL
- A. Populasi
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karateristik./sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
- B. Sampel
- C. Teknik Sampling
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi, sampling sistematis, samplingkuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Gambar 5.1 Teknik Sampling
- 1. Probability Sampling
- Simple Random Sampling
- Proportionate Stratafied Random Sampling
- Disproportionate Stratified Random Sampling
- Cluster Sampling (Area Sampling)
- 2. Nonprobability Sampling
- Sampling Sistematis
- Sampling Kuota
- Sampling Insidental
- Sampling purposive
- Sampling Jenuh
- Snowball Sampling
- D. Menentukan Ukuran Sampel
(Sugiyono. Hal: 90 – 98)
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
- A. Interview (Wawancara)
- Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu sedikit dirinya sendiri.
- Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
- Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyan-pertanyan yang diajukan penliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti
- 1. Wawancara Terstruktur
- 2. Wawancara Tidak Terstruktur
Contoh :
Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini ? dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani?
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penenlitian pendahuluan, peneliti berusahan mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variable apa yang harus diteliti.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden, maka peneliti dapat juga menggunakan wawancara tidak terstruktur. Misalnya seseorang yang dicurigai sebagai penjahat, maka peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur secara mendalam, sampai diperoleh keterangan bahwa orang tersebut penjahat atau bukan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Dalam melakukan wawancara peneliti dapat menggunakan cara “berputar-putar baru menukik” artinya pada awal wawancara, yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak terkait dengan tujuan, dan bila sudah terbuka kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera ditanyakan.
- B. Kuesioner (Angket)
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
- 1. Prinsip Penulisan Angket
- a. Isi dan tujuan Pertanyaan
- b. Bahasa yang digunakan
- c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkanresponden untuk menuliskan jhawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Contoh : bagaimanakah tanggapan anda terhadapa iklan-iklan di TV saat ini? Sebaliknya pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternative jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Setiap pertanyaan angket yang mengaharapkan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup.
- d. Pertanyaan tidak mendua
- e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
- f. Pertanyaan tidak menggiring
- g. Panjang Pertanyaan
- h. Urutan pertanyaan
- i. Prinsip Pengukuran
- j. Penampilan Fisik angket
- C. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:
- Observasi Berperanserta (Participant Observation)
- Observasi Nonpartisipan
Dalam suatu proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin bekerja dalam mengolah bahan baku,komponen mesin mana yang masih bagus dan kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga kerja atau operator mesinnya.
- Observasi terstruktur
- Observasi Tidak Terstruktur
(Sugiyono. Hal: 156 – 168)
POPULASI
Populasi, yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian (penelaahan) dengan ciri mempunyai karateristik yang sama. Macam populasi, antara lain adalah populasi terhingga dan tak terhingga. Adapun yang dimaksud dengan populasi terhingga adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan kajian penelitian yang jumlahnya tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan populasi tak terhingga adalah sekumpulan objek yang akan diteliti berjumlah tak terhingga banyaknya.
SAMPEL
Adapun yang dimaksud dengan sampel, yaitu bagian dari populasi (contoh), untuk dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (representative) terhadap populasinya.
Statistika, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara pengumpulan fakta, pengolahan serta analisis pembuatan keputusan dan penarikan kesimpulan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan pengolahan data yang dilakukan. Adapun hasil dari olahan data yang disajikan dalam bentuk diagram, table-tabel, serta lainnya, disebut sebagai statistic. Maka dengan demikian arti dan pemahaman dari kata statistic yaitu istilah yang dipakai untuk menyatakan kumpulan fakta.
Metode Penetapan Sampel
Untuk penetapan sampel dapat dilakukan dengan berbagai cara (sesuai dengan kebutuhan), sebagai gambaran agar data sampel terhindar dari “bias”-nya hasil keputusan, antara lain digunakan metode sampel acak (sampling random), jika elemen populasi terpusat pada satu kondisi tertentu, dan besarnya sampel telah ditetapkan sedemikian, maka penetapan data sampelnya sedapat mungkin dilakukan dengan cara “acak” (tidak dipilih), hal ini dimaksudkan agar dapat mengukur parameternya dengan baik (tidak ada kesan dipilih yang baik saja dan/ atau dipilih yang jelek saja).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar