BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latarbelakang
Pengorganisasian merupakan salah satu
dari lima fungsi manajemen yang sangat berperan penting dalam pencapaian
operasi perusahaan secara efektif dan efesien. Lebih lanjut, fungsi ini
dapat menentukan apakah organisasi bisa mengoptimalkan efesiensi
penggunaan sumber dayanya, baik SDM maupun sumber daya yang lain. Fungsi
ini didefinisikan oleh Robbins sebagai aktivitas yang menentukan tugas
apa yang harus dikerjakan, siapa yang melaksanakannya, bagaimana tugas
tersebut dikelompokkan dan didistribusikan, kepada siapa akan dilaporkan
hasilnya, dan dimana keputusan mengenai hal tersebut dibuat. Semua
aktivitas tersebut termasuk salah satu tanggung jawab manajer
administrasi dalam mendesain struktur organisasisebuah perusahaan.
Dewasa ini, prinsip pengorganisasian,
yang digunakan manajer berasal dari berbagai teori manajemen yang telah
berkembang dalam seratus tahun terakhir. Prinsip ini memberikan petunjuk
dasar yang berguna dalam mendesain beberapa
aktivitas perusahaan untuk memandu pencapaian. Sehingga keorganisasian
perkantoran semakin lama akan semakin berkembang dari Tahun ke tahun.
Hal tersebut terjadi karena banyaknya civitas muda yang semakin
berkembang.
Dalam hal ini akan lebih lanjut diperinci
dengan prinsip-prinsip organisasi, struktur organisasi, merancang
menganalisis dan mendeskripsikan pekerjaan, serta sekretaris atau
kesekretariatan. Yang semuanya itu sangat urgen sekali dalam pembahasan
organisasi perkantoran. Dan selanjutnya untuk lebih jelasnya akan
dibahas di bab berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Pengertian Organisasi dan Perkantoran
Ada banyak macam organisasi dan banyak
pula rumusan tentang pengertian “organisasi”. Namun, secara sederhana
dapat dikatakan bahwa organisasi adalah suatu system kerja sama di antara sekelompok orang demi mencapai tujuan yang disepakati bersama[1].
Tapi ada pengertian lain tentang
organisasi Sedangkan Matthias Aroef mengemukakan bahwa suatu organisasi
terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuannya. Sejalan dengan itu Pfiffiner dan Sherwood memberikan definisi
organisasi sebagai suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang
yang saling berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terikat dalam
suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya
secara sadar, menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
semula secara sistematis.
Adapun Allen berpendapat bahwa organisasi
adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan
kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawab
dan menetapkan hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan
orang-orang bekerja sama secara efektif dalam menuju tujuan yang
ditetapkan[2].
Sementara itu, Stacey (1996) berdasarkan
hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa setiap organisasi yang dibentuk
oleh manusia merupakan jaringan orang-orang, yang berfungsi sebagai
agen-agen individu dan berinteraksi satu sama lain secara internal dalam
suatu organisasi. Di samping itu, mereka juga berinteraksi secara
eksternal dengan agen-agen lain dari organisasi yang berbeda[3].
Definisi Kantor: Kantor (dari bahasa Belanda kantoor)[4] adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Kantor sering dibagi kepada dua jenis; kantor yang terbesar dan terpenting biasanya dijadikan kantor pusat, sedangkan kantor-kantor lainnya dinamakan kantor cabang.
- B. Prinsip Organisasi
Prinsip organisasi merupakan hal yang
terpenting bagi suatu perusahaan atau organisasi. Prinsip akan
menghasilkan keefisienan dalam penggunaan sumber daya perusahaan,
khususnya sumber daya manusia dan keuangan. Menurut Robbons (2003),
Gitlow (2001), dan Cortada (2001), ada 6 prinsip yang harus diperhatikan
dalam mendesain struktur organisasi:
- 1. Spesialisasi Pekerjaan
Hal ini didefinisikan sebagai derajat di
mana derajat dalam organisasi dibagi menjadi beberapa pekerjaan.
Spesialisasi menjadi terkenal setelah pada awal abad 20 Henry Ford
berhasil mengimplementasikan spesialisasi pada assembly line ford model T
dan menjadi best seller pada masanya. Melalui pembagian tugas yang
spesifik dan berulang-ulang efisiensi dapat dicapai, sehingga ford dapat
menawarkan harga mobil jauh lebih murah dibandingkan produsen mobil
lain. Sejak saat itu, spesialisasi menjadi standar bagi dunia industry
di seluruh dunia, terutama pekerjaan yang hanya memerlukan skill rendah.
Pengulangan tugas yang serupa dengan
rentang waktu yang lama akan meningkatkan tingkat produktifitas dan
efisiensi sebuah pekerjaan. Namun di sisi lain, hal ini juga akan
meningkatkan rasa bosan, stress, kualitas pekerjaan rendah, meningkatnya
tingkat mangkir dari kerja. Jika dikalkulasi, hal tersebut akan
mereduksi manfaat yang dijanjikan dari penerapan spesialisasi pekerjaan.
Pemberian variasi pekerjaan dan tugas, yang memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas dari awal hingga akhir aau menempatkannya dalam
sebuah tim yang bisa bertukar pengalaman dan skill, terbukti dapat
meningkatkan produktivitas seiring dengan meningkatnya kepuasan kerja
karyawan.
Seorang manajer administrasi harus dapat
menentukan pekerjaan mana yang harus dispesialisasi dalam rentang waktu
yang ditetapkan, untuk menghindari dampak negatif dari penerapan
spesialisasi pekerjaan.
- Departementalisasi
Unsur ini merupakan dampak dari
spesialisasi pekerjaan, dengan mengelompokkan pekerjaan yang serupa
dalam satu departemen. Misalnya, fungsi administrasi yang berhubungan
dengan keuangan dapat dikelompokkan pada devisi keuangan ataupun semua
pekerjaan yang berkaitan dengan penjualan dapat digabungkan dengan
departemen pemasaran. Kategori ini sangat sering digunakan untuk
mengelompokkan pekerjaan berdasarkan kesamaan fungsi yang dijalankan.
Tugas dapat dikelompokkan berdasarkan
produk yang dihasilkan perusahaan. Sebagai contoh, Indofood Group
mengelompokkan produksi yang berkaitan dengan makanan instan (Indomie,
Supermie, Sarimie, ataupun Kecap Bangau) dalam PT. Indofood Sukses
Makmur. Hal ini meningkatkan akuntabilitas pada kinerja sebuah produk,
karena aktifitas yang berkaitan dengan produk yang serupa (makanan) di
bawah koordinasi perusahaan atau manajer yang sama.
Kategori lain dalam departementalisasi
adalah kategori wilayah atau geografi. Perusahaan yang mempunyai target
market regional, nasional, maupun internasional biasanya memiih jenis
ini. Microsoft dan perusahaan multinasional yang lain biasanya
menempatkan seorang country manager yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan semua fungsi perusahaan di suatu negara. Kategori lain
adalah berdasar pelanggan yang dilayani sebuah perusahaan. Hal ini dapat
dilihat dari sebuah bank yang mengelompokkan pelayanan kredit
berdasarkan banyak sedikitnya uang yang ditempatkan. Nasabah eksklusif
yang tabungannya di atas 1 millyar rupiah harus berbeda dengan nasabah
yang tabungannya di bawah 50 juta.
Organisasi di lapangan sangat jarang
menggunakan 1 kategori, minimal 2 kategori digunakan dalam
pengorganisasian operasi perusahaan.
- Rantai Komando
Unsur ini menjelaskan kepada siapa hasil
aktivitas (pekerjaan) akan dilaporkan. Hal ini juga dapat diperluas
dengan pertanyaan “kepada siapa saya harus bertanggung jawab dan kepada
siapa saya harus berkonsultasi jika terdapat masalah dalam pekerjaan?”.
Ada dua unsur penting dalam menjelaskan rantai komando, yaitu otoritas
dan kesatuan perintah. Menurut Robbins (2003), otoritas merupakan hak
yang melekat pada posisi manajerial seperti memberikan tugas dan
mengharapkan tugas tersebut dapat dipatuhi dan dijalani. Untuk menjaga
agar dapat dijalankan, perlu kesatuan perintah yang mensyaratkan
idealnya seseorang hanya mempunyai seorang atasan. Di mana dia dapat
melaporkan dan mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya.
Namun, seiring dengan berkembangnya
tegnologi, prinsip rantai komando, otorias dengan kesatuan perintahnya
menjadi kurang relevan. Staf dapat menggunakan email untuk berkomunikasi
dengan CEO atau direktur yang lain tanpa melalui supervisornya. Di sisi
lain ada tuntutan agar staf lebih mandiri dalam pengambilan keputusan.
Hal inilah yang menjadikan konsep tim cukup relevan dan
diimplementasikan di sebagian besar organisasi. Untuk organisasi semacam
militer ataupun organisasi pemerintahan, unsur rantai komando masih
menjadi standar dalam penyusunan struktur organisasi.
- Rentang Pengawasan
Unsur ini mendeskripsikan berapa jumlah
bawahan yang dapat dikelola secara efisien dan efektif oleh seorang
manajer. Ada dua isu strategis yang bekaitan dengan unsur ini, yaitu
apakah menggunakan rentang pengawasan yang besar (dalam struktur
organisasi vertikal) atau lebar (dalam struktur organisasi horizontal).
Siekman (2000) menyebutkan bahwa dengan menggunakan rentang pengawasan
yang besar akan menjadikan manajer dapat mengawasi bawahannya lebih
dekat, dan memberikan feedback lebih sering dibandingkan rentang
pengawasan yang lebar. Namun Robbins (2003) berargumen bahwa hal
tersebut akan meningkatkan biaya staf, karena menambah jumlah manajer
atau supervisor dan membuat pengambilan kepputusan berjalan lambat. Hal
tersebut membuat rentang pengawasan yang lebar menjadi lebih banyak
diimplementasikan diberbagai organisasi (Hammer dan Champy; 1993) dengan
manfaat fleksibilitas yang meningkat serta dapat memberdayakan karyawan
melalui kemandirian yang diberikannya.
- Sentralisasi dan Desentralisasi
Unsur ini berkaitan dengan peran siapa
yang akan mengambil keputusan dalam organisasi. Jika pengambilan
keputusan dilakukan oleh pemimpin atau kantor pusat, dapat dikatakan
bahwa organisasi yang bersangkutan menggunakan sentralisasi dan jika
sebaliknya disebut dengan desentralisasi. Robbins (2003) mendefinisikan
sentralisasi sebagai derajat di mana pembuatan keputusan dipusatkan pada
beberapa jabatan di perusahaan. Menurut Gomez Mejia, Balkin, dan Cardy
(2004) desentralisasi merupakan pengalihan tanggung jawab dan wewenang
dalam pengambilan keputusan dari kantor pusat kepada orang yang
berlokasi terdekat dengan situasi yang membutuhkan perhatian. Dengan
menggunakan desentralisasi, tindakan dapat dilakukan lebih cepat dalam
menyelesaikan masalah, lebih banyak orang yang terlibat di dalamnya, dan
menjadikan karyawan lebih menjadi bagian dari sebuah organisasi. Dewasa
ini tren penggunaan desentralisasi menjadi luas karena beberapa manfaat
di atas. Hal inilah yang mendasari penerbitan Undang Undang Otonomi
Daerah Nomor 25 tahun 1999, karena pemerintah Republik Indonesia
menyadari bahwa pemerintah daerah lebih dekat dengan permasalahan
daerahnya masing-masing yang tentunya memahami dan mengetahui lebih baik
kondisi daerahnya dibandingkan pemerintah pusat.
- Formalisasi
Unsur ini didefinisikan oleh Gomes-Meiji
dkk (2004) sebagai dokumen tertulis yang mengidentifikasikan,
menjelaskan, dan mendefinisikan pekerjaan dalam tugas, tanggung jawab,
kondisi, dan spesifikasi sebuah pekerjaan. Jika pekerjaan yang ada sudah
diformalisasikan, akan diketahui pekerjaan apa saja yang harus
dikerjakan, kapan harus diselesaikan, dan bagaimana cara
menyelesaikannya. Biasanya hal ini lebih tepat diterapkan dalam
organisasi yang telah mapan, namun untuk organisasi yang mengedepankan
inovasi dan kreatifitas sebagai standart ukurannya, biasanya tidak
memformalisasikan pekerjaannya terutama untuk karyawan R&D nya.
Namun untuk staf administrasi dengan jenis pekerjaan yang relatif
berulang-ulang, formalisasi akan diterapkan sebagai alat kontrol atas
penerapan administrasi yang baik.
- C. Struktur Organisasi
Agar suatu system kerja sama berjalan
dengan baik, maka diperlukan pembagian tugas, kewajiban, tanggung jawab,
dan wewenang setiap orang di dalamnya. Pembagian kerja dan penentuan
tanggung jawab/wewenang ini menciptakan struktur organisasi. Dengan kata
lain, struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara komponen
atau bagian dalam suatu organisasi. Suatu organisasi kecil dengan jenis
dan jumlah pekerjaan sedikit biasanya dapat dijalankan dalam struktur
yang sederhana,misalnya dengan satu pemimpin dan beberapa bawahan.
Sebaliknya, organisasi besar yang menyangkut beberapa departemen atau
bahkan beberapa anak perusahan tentunya merupakan struktur yang lebih
rumit.
Satu struktur oraganisasi memerinci
pembagian aktivitas kerja dan kaitkan satu sama lain. Sampai tingkat
tertentu, struktur organisasi juga menunjukkan tingkat spesialisasi
aktivitas kerja serta hierarki organisasi. Struktur organisasi yang
jelas dan mapan memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan
organisasi tetap berlangsung walaupun personel atau anggotanya silih
berganti.
Struktur organisasi ditentukan dengan memperhatikan beberapa hal yang penting, yakni spesialisasi (berbeda jenis pekerjaannya, berbeda pula tugas dan tangung jawabnya), standardisasi (perlu ada suatu prosedur yang baku atau teratur untuk aktivitas tertentu), koordinasi (perlu ditentukan mekanisme kerja sama diantara tiap bagian, mekanisme pengambilan keputusan (yaitu
dengan pemusatan wewenang pada stu pimpinan pusat (sentralisasi) atau
dengan pembagian wewenang tertentu kepada tiap-tiap bagian
(desentralisasi)), serta unit kerja (penentuan jumlah orang untuk menangani suatu jenis pekerjaan).
Dibawah ini akan dibahas struktur
organisasi berdasarkan departementasi, struktur modern dan organisasi
informal dalam perusahaan.
- 1. Departementasi (fungsional, produk, wilayah)
Pembahasan mengenai struktur organisasi
berdasarkan departementasi akan dibagi dalam tiga bagian. Dimana bagian
ketiga ini cukup banyak digunakan dalam dunia perusahaan bisnis.
Fungsional paling banyak digunakan,
khususnya pada perusahaan-perusahaan menengah kebawah. Kata lain dari
struktur organisasi fungsional adalah organisasi lini dan staf. Dibawah
akan dibahas tentang struktur organisasi lini, staf dan lini-staf:
- a. Organisasi Lini
Organisasi lini (garis lurus) merupakan
bentuk organisasi yang paling sederhana. Cirri utama organisasi ini
adalah jabatan-jabatan yang tercantum didalam organisasi terletak pada
satu garis vertical. Dalam organisasi ini presiden direktur menangani
seluruh masalah baik itu menyangkut produksi, penjualan, keuangan
ataupun personalia. Organisasi lini banyak digunakan pada
perusahaan-perusahaan kecil dan prinsip-prinsip pembentuk struktur
organisasi berdasarkan pembagian kerja. Struktur organisasi lini disebut
juga organisasi tradisional atau klasik[5].
Kelebihan struktur garis.
Karyawan lebih menyadari akan tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan
yang diembannya, karena struktur ini sederhana dan mudah dimengerti.
Struktur ini juga menjadikan pengambilan keputusan dapat dilakukan
dengan cepat karena tidak ada halangan birokrasi[6].
Kekurangan struktur garis.
Kekurangan terbesar struktur ini adalah kurang fleksibelnya dalam
menyediakan spesialisasi yang dibutuhkan ketika perusahaan menjadi lebih
luas dan lebih kompleks. Hal ini menjadikan manajer harus mengerjakan
beberapa aktivitas khusus sendiri karena tidak adanya staf tambahan.
Ketika tugas manajerial berkembang, beberapa tugas harus didelegasikan.
Sayangnya, struktur ini juga sering gagal memberikan pengganti personel
manajerial yang sesuai karena pada beberapa kasus, tugas karyawan yang
terbatas sejak awal menghalangi mereka mendapatkan pengalaman yang
dibutuhkan untuk meningkat ke posisi manajerial[7].
- b. Organisasi Lini dan Staf
Organisasi lini dan staf merupakan
perkembangan dari organisasi lini, dimana orang-orang lini terdiri dari
orang-orang operasional dan lebih bersifat teknis dalam tugasnya.
Sedangkan orang-orang staf lebih bersifat spesialis dan bertugas sebagai
penasihat dan penyedia fasilitas untuk lini[8].
Kelebihan struktur garis (lini) dan staf.
Kelebihan utama struktur ini adalah posisi garis terbebas dari
aktivitas khusus yang dapat diberikan kepada karyawan staf. Jadi,
manajer pada posisi garis mempunyai waktu lebih untuk melakukan
aktivitas yang berperan secara langsung pada pencapaian tujuan utama
perusahaan. Manfaat lainnya adalah fleksibilitas dari personel staf
dapat memudahkan mereka untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek baru
dengan jumlah waktu yang minimum. Tentunya hal ini akan sulit kita
jumpai pada struktur garis yang murni. Dan sebagian besar pengalaman
sebagai staf merupakan persiapan menuju posisi garis[9].
Kekurangan struktur garis dan staf.
Konflik antara karyawan posisi garis dan staf sering menjadi masalah.
Misalnya, karena karyawan staf terlalu mendominasi sering kali karyawan
posisi garis menghiraukan masukan mereka. Pada beberapa instansi kita
temukan fenomena karyawan staf “mengambil” wewenang posisi garis. Hal
ini mengakibatkan beberapa manajer mengurangi “privilege” dari staf
ahli, yang menghalangi perkembangan hubungan kerja antara posisi garis
dan staf[10].
Pada organisasi lini dan staf beberapa
beban presiden direktur dibagi kepada beberapa spesialis
(manajer/direktur penjualan, manajer pabrik, dsb). Tetapi mereka tetap
melapor kepada presdir yang tetap memikul tanggung jawab keseluruhan
atas operasi usaha. Bagan organisasi lini staf yang disederhanakan dapat
dilihat dari gambar diatas.
- c. Departementasi Produk
Mengingat makin berkembangnnya suatu
perusahaan pada beberapa produk, baik produk yang sama maupun produk
yang berbeda sama sekali, maka perusahaan tersebut memerlukan suatu
penyesuaian/ perkembangan terhadap struktur organisasi, karena tidak
memadahi lagi dengan hanya menggunakan struktur organisasi fungsional[11].
Kelebihan struktur produk.
Struktur ini memungkinkan beberapa devisi untuk mengembangkan proses
dan prosedur yang dianggap baik untuk mereka. Katika struktur
alternative digunakan seperti garis dan staf, proses dan prosedur akan
terstandardisasi dalam keseluruhan perusahaan. Adapun aktivitas yang
lain dapat di koordinasikan tersendiri oleh tiap devisi tanpa pengawasan
langsung dari kantor pusat[12].
Kekurangan struktur produk.
Dengan dimungkinkannya tiap devisi untuk berjalan dengan cara
masing-masing dibandingkan struktur lain, hal ini dapat mengakibatkan
kegagalan beberapa devisi dalam mencapai tujuan perusahaan. Lebih jauh,
masalah yang dihadapi oleh beberapa devisi mungkin akan dirasakan
perusahaan secara keseluruhan[13].
- d. Struktur Komite
Meskipun tidak semua sependapat bahwa
struktur komite merupakan salah satu jenis struktur perusahaan, struktur
ini memberikan fungsi utama pada kebanyakan perusahaan. Beberapa komite
melakukan fungsi manajerial, dimana yang lainnya hanyalah sebagai
penasihat. Struktur perusahaan dengan tipe ini cocok digunakan untuk
menjembatani tiga struktur yang telah dijelaskan sebelumnya. Meskipun
beberapa struktur komite dalam perusahaan terus berjalan, struktur
komite yang lain dibubarkan setelah menyelesaikan fungsinya[14].
Kelebihan struktur komite.
Rekomendasi yang diberikan komite kadang kala diterima lebih baik dari
pada yang dibuat oleh individu atau bawahan yang terdapat dalam
wewenang garis. Hal ini mungkin disebabkan conflict of interest dari
anggota komite dapat dikatakan lebih minim dibandingkan “orang dalam”
organisasi. Sebagai tambahan, pandangan yang luas dan beragam dari
anggota komite memperluas rekomendasi mereka dan meningkatkan penerimaan
dari yang lain, sehingga meningkatkan validitas rekomendasi tersebut.
Penggunaan struktur komite juga mengurangi resiko membuat keputusan yang
salah[15].
Kekurangan struktur komite.
komite sring kali dikritik karena membutuhkan waktu yang lama untuk
berfungsi dengan baik. Tidak semua komite sama produktifnya. Khususnya
yang di dominasi oleh beberapa individu.
- e. Departemen Wilayah
Pembentukan struktur organisasi
departementasi/divisional wilayah sangat diperlukan pada usaha yang
beroperasi tersebar di berbagai wilayah baik pada beberapa Negara,
propinsi, maupun daerah. Tujuan terbentuk organisasi ini dalam rangka
meningkatkan pangsa pasar produk-produk mereka. Struktur organisasi
wilayah umumnya digunakan oleh usaha perbankan, perdagangan, asuransi,
dan sebagainnya. Bentuk struktur dapat dilihat sebagai berikut[16].
- D. Manajemen Perkantoran
Berdasarkan pemahaman mengenai organisasi
dan manajemen secara umum, kini dapatlah dikatakan bahwa manajemen
perkantoran adalah proses kerja sama didalam kantor untuk mencapai
tujuan kantor yang telah ditetapkan sebelumnya dengan melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan
pengawasan)
- 1. Pekerjaan kantor
Pekerjaan kantor atau tata usaha sering juga disebut paper work (pekerjaan kertas) atau clerical work (pekerjaan
tulis menulis) karena sebagian besar pekerjaannya berupa tulis menulis
atau berkaitan dengan kertas. Namun, secara luas pekerjaan kantor adalah
rangkaian kegiatan menghimpun, mencatat, mengolah, mengadakan,
mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam
organisasi. Keterangan-keterangan itu mencakup surat-surat, dokumen,
keputusan yang pernah diambil, agenda bekerja, perintah, laporan,
prosedur kerja, data karyawan, investarisasi kekayaan organisasi, dan
sebaginya[17].
Peranan pekerjaan kantor antara lain
menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi agar
dapat membuat keputusan yang tepat serta melancarkan kehidupan dan
perkembangan organisasi dalam keseluruhan.
Pekerjaan biasanya merupakan akibat dari
kegiatan pokok (operatif) organisasi. Misalnya, sebuah perusahaan susu
mempunyai kegiatan pokok mengolah susu segar menjadi susu bubuk. Dalam
menjalankan kegiatan pokok tersebut dengan sendirinya perusahaan ini
harus menerima pesanan konsumen, mencatat bahan baku yang dibelinya,
menghitung produk yang dihasilkan, mendata jam kerja karyawan, membuat
akta pendirian perusahaan, mengurus perizinan usaha, menghitung dam
membayar pajak, dan sebagainya yang semuanya melibatkan pekerjaan
kantor.
Salah satu cirri pekerjaan kantor memang
bersifat pelayanan, artinya dilakukan demi terselenggaranya suatu
kegiatan pokok yang lain. Cirri lainnya adalah berkaitan dengan seluruh
unsure organisasi, dan bahkan dilakukan oleh semua pihak didalam
organisasi. Misalnya, seorang manajer yang menyimpan surat perintah
rahasia dari atasannya sebenarnya melakukan tugas pengarsipan. Semua
karyawan yang mengisi kartu presensi ketika masuk kantor sebenarnya juga
melakukan sebagian pekerjaan tata usaha.
Jenis-jenis pekerjaan yang dicakup dalam
pekerjaan kantor antara lain meliputi pengolahan arsip dan
investarisasi, komunikasi internal dan eksternal, tata usaha
perlengkapan, tata usaha keuangan, tata usaha kepegawaian, dan penataan
ruang kantor. Semua itu bisa dilakukan oleh satu unit tersendiri
(misalnya manajemen kantor) atau dibagi-bagi kedalam beberapa unit.
Bahkan dalam organisasi yang kecil tidak jarang semua pekerjaan itu
dilimpahkan kepada seorang saja. Misalnya sekertaris.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan
oleh George Terry, pada umumnya waktu kerja didalam sebuah kantor
dipergunakan untuk tujuh macam kegiatan dengan perbandingan sebagai
berikut:
- Mengetik 24,60%
- Menghitung 19,50%
- Memeriksa 12,30%
- Menyimpan arsip 10,30%
- Menelpon 8,80%
- Menggandakan 6,40%
- Mengirim surat 5,50%
- Lain-lain 12,70%
- E. Personel kantor
Orang-orang yang menjalankan pekerjaan
kantor disebut personel kantor. Sama seperti orang-orang lain dengan
fungsi lain di organisasi yang sama, personel kantor merupakan aparat
organisasi, yakni alat (dalam bahasa latin apparatus berarti
alat) atau sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Kehususan
personel kantor adalah bahwa ia mengelola informasi-informasi yang
diperlukan bagi berjalannya keseluruhan organisasi.
- 1. Tugas dan tanggung jawab personel kantor
Jenis dan besarnya suatu organisasi
sangat menentukan tugas dan tanggung jawab personel kantor yang
bersangkutan. Dalam sebuah organisasi kecil bias jadi seluruh pekerjaan
kantor diserahkan kepada satu sekretaris saja, sehingga ia mengerjakan
berbagai macam tugas mengetik surat, mengarsip surat, mencatat pemasukan
dan pengeluaran, membuat laporan, membayar gaji karyawan, menerima
tamu, dan sebaginnya. Sebaliknya, dalam sebuah organisasi yang besar
mungkin pekerjaan kantor dibagi-bagi ke dalam unit-unit tersendiri
dengan tim personel masing-masing yang dimiliki tugas dan tanggung jawab
berbeda-beda pula. Namun, berdasarkan cakupan pekerjaan kantor yang
umum, dapatlah disebutkan beberapa tugas dan tanggung jawab personel
kantor sebagai berikut[18]:
- Kepala kantor bertanggung jawab atas beresnya penyelanggaraan seluruh pekerjaan kantor. Tugasnya antara lain mengatur mekanisme kerja dan pembagian tugas di antara seluruh personel kantor, mengawasi kebenaran, ketepatan, dan kerapian kerja para personel, mengurus pemenuhan perlengkapan-perlengkapan kantor sesuai kebutuhan, dan sebagainya.
- Petugas arsip bertanggung jawab atas pencatatan dan penyimpanan semua saurat masuk dan keluar.
- Pembuat surat bertanggung jawab tas pembuatan konsep surat keluar.
- Penerima tamu bertanggung jawab atas pelayanan terhadap tamu dan menerima telpon.
- Petugas keuangan/kasir bertanggung jawab atas pengolaan kas dan pembukuan secara cermat.
- 2. Syarat-syarat personel kantor
Setiap personel kantor perlu memenuhi
syarat-syarat sesuai dengan bidang tugas dan pekerjaannya. Secara umum,
syarat-syarat personel kantor adalah sebagai berikut[19]:
- Syarat pengetahuan
Personel kantor harus dapat melakukan
penggolongan/klasifikasi berdasarkan criteria tertentu. Ia perlu
menguasai matematika sederhana, tata cara bahasa Indonesia, dan
sebaiknya bahasa inggris secukupnya. Syarat pengetahuan ini antara lain
dapat dijamin, meskipun tidak selalu, oleh bekal pendidikan yang telah
dicapai oleh personel yang bersangkutan, misalnya SLTP, SMU, SMK,
diploma, atau sarjana.
- Syarat keterampilan
Sekurang-kurangnya personel kantor harus
dapat membaca dan menulis dengan cukup baik. Keterampilan dasar lain
yang umumnya dituntut juga adalah mengetik. Dengan berkembangnya
teknologi, kemampuan menggunakan aplikasi computer juga semakin banyak
dituntut, khususnya aplikasi pengolahan data. Selain itu, personel
kantor harus perlu memilki kemampuan melaksanakan pekerjaan secara
cermat, teliti, dan berhasil, sesuai dengan standar atau prosedur yang
telah ditentukan dalam bidangnya.
- Syarat kepribadian
Kepribadian setiap orang tentu saja unik
dan berbeda-beda. Akan tetapi, ada unsure-unsur sikap yang umum, yang
idealnya dimiliki oleh personel kantor, yakni loyalitas (kesetiaan
terhadap organisasi dan pekerjaan), dapat menyimpan rahasia, terutama
karena pekerjaannya banyak berkaitan dengan informasi-informasi penting
dan rahasia perusahaan, ketekunan dan kerajinan, kerapian.
- F. Peran penting Manajer Kantor dan Pengawas kantor
Manajer kantor mempunyai tugas utama
yaitu mengarahkan dan mengawasi kantor untuk mencapai tujuan dan dalam
waktu bersamaan tetap memberikan perhatian terhadap aspek-aspek lainnya.
Jadi tujuan administrasi atau fungsi kantor, dari manajer kantor yaitu
membantu manajer puncak agar mampu mengambil keputusan jangka panjang
dan membantu manajer bawahan agar mampu bekerja lebih efektif dan
efisien.
- Uraian pekerjaan untuk manajer kantor
Menurut Mills (1984: 11), pekerjaan manajer kantor adalah[20]:
a) Menjamin bahwa sumber daya kantor digunakan secara efisien dan ekonomis
b) Menjamin ketersediaan sumber daya yang memadai untuk memenuhi kebutuhan kantor perusahaan
c) Menyiapkan anggaran dan estimasi
serta memastikan bahwa prosedur ditetapkan untuk mengendalikan output
dan pengeluaran berdasarkan anggaran
d) Menegakkan sistem dan prosedur
kantor guna menjamin penyediaan informasi secara efisien sebagai dasar
pengambilan keputusan manajemen
e) Mengatur perekrutan, seleksi, dan
prosedur peletihan bagi personel untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan
di masa yang akan datang
f) Menjamin suatu sistem komunikasi yang efektif guna memenuhi kebutuhan pribadi dan operasional
g) Menegakkan dan mempertahankan
sistem yang formal dan informal untuk kepentingan konsultasi staf yang
efektif dan menjamin keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan personel
kantor
h) Mempertahankan sirkulasi kantor
secara efisien dengan definisi yang jelas dari tanggung jawab dan tugas
bawahan serta mempertahankan koordinasi dan kerjas sama antar staf
- Basic qualification bagi seorang office manager
Menurut The Liang Gie (1996:11), kecakapan dasar seorang manajer kantor adalah:
a) Kemampuan pejabat pimpinan
b) Latar belakang praktek
c) Latihan manajerial
d) Kemampuan mengungkapkan diri
e) Bersikap terbuka
f) Keingintahuan
g) Kreatifitas
h) Pertimbangan sehat
i) Kemampuan menjual gagasan
j) Kesabaran
k) Pengendalian emosi
l) Kemampuan kerja sama
Menurut Moekijat (1997:4), seorang
pengawas kantor adalah seseorang yang mengawasi pekerjaan dari lain-lain
orang yang mungkin menjadio bawahan dari seorang manajer kantor.
Adapaun tugas dari pengawas kantor adalah:
- Tugas pokok
- Member perintah untuk melaksanakan pekerjaan
- Mengawasi pegawai dalam mengawasi pekerjaannya
- Melatih pegawai untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik karena ujung tomabk organisasi adalah karyawan operasional
- Memelihara hubungan baik antar pegawai dengan bijaksana
- Tugas pengawas dalam hubungannya dengan pekerjaan
- Merencanakan pekerjaan tiap seksi/unit. Misalnya: perintah perhitungan gai harus selesai tiap tanggal 26 Maret tiap bulan
- Mengusahakan agar pekerjaan selesai tepat waktu sehingga dapat mengetahui tahapan berikutnya yang harus dilaksanakan
- Menjamin adanya ketelitian. Misalnya: pegawai mengetik dengan 10 jari dengan cepat dan tepat
- Mengoordinasikan pekerjaan dengan seksi lain
- Membagi pekerjaan secara adil atau serata mungkin
- Mengembangkan metode-metode baru untuk melaksanakan pekerjaan
- Tugas pengawas dalam hubungannya dengan bawahan
- Melatih bawahan agar mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik
- Mengembangkan latihan dengan sistem magang
- Mendelegasikan tanggung jawab dengan memberi kesempatan pada bawahan yang berbuat salah dengan catatan kesalahan tersebut masih ditolerir
- Mendamaikan perselisihan antar pegawai karena mempengaruhi produktifitas kerja
- Memelihara disiplin, memberi teguran, atau memberi pujian jika perlu
- Tugas pengawas dalam hubungannya dengan atasan
- Meminta rekap daftar hadir karyawan pada tanggal sekian
- Bekerja dengan pengawas lain yang selevel
- Mengijinkan dan mendorong pertukaran pegawai
- Melaksanakan kebijakan perusahaan.
- G. Merancang, Menganalisis, dan Mendeskripsiakan, Pekerjaan
Rancangan pekerjaan didefinisikan oleh
Gomes-Mezia, dkk (2004) sebagai proses pengorganisasian pekerjaan ke
dalam tugas-tugas yang diperlukan untuk melakukan sebuah pekerjaan. Ada 3
hal penting yang berpengaruh dalam merancang sebuah pekerjaan, yaitu
analisis alur kerja yang mendeskripsikan bagaimana sebagai input
menambah nilai terhadap sebuah pekerjaan, yang nantinya akan dilanjutkan
oleh pekerjaaan lainnya. Yang kedua adalah strategi bisnis yang di
ambil dan bagaimana struktur organisasi yang paling tepat dengan
strategi tersebut[21].
Ada 5 pendekatan yang dapat digunakan dalam merancang pekerjaan[22]:
- Penyederhanaan pekerjaan, asumsi ini didasari bahwa pekerjaan dapat diuraikan menjadi lebih sederhana.
- Pemekaran pekerjaaan, pendekatan ini menurut Szilagyi dan Wallace dilakukan dengan memekarkan sebuah pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya.
- Perotasian pekerjaan. Pendekatan ini dimungkinkan untuk merotasi karyawan di antara pekerjaan yang ada tanpa mengubah sebuah alur pekerjaaan.
- Memperkaya pekerjaan, pendekatan ini dilakukan untuk membuat pekerjaan menjadi lebih menarik dan menantang bagi seorang karyawan.
- Desain pekerjaan berdasarkan Tim, pendekatan ini dilakukan dengan memberi wewenang bagaimana menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.
Setelah pekerjaan tersebut di rancang,
rencana berikutnya adalah analisis pekerjaan yang merupakan pengumpulan
informasi yang digunakan dalam membuat suatu keputusan tentang
pekerjaan. Hal tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi tugas,
kewajiban, dan tanggung jawab dari pekerjaan tertentu. Dan biasanya
dalam melakukan sebuah analisi pekerjaan itu diahjukan beberapa
pertanyaan yang diperlukan.
Sedangkan langkah terakhir adalah
menuangkan hal yang telah diidentifikasikan, dijelaskan, dan
didefinisikan oleh analisis pekerjaan ke dalam sebuah dokumen tertulis
yang disebut dengan diskripsi pekerjaan, ada 2 jenis diskripsi pekerjaan[23]:
- Deskripsi pekerjaan secara khusus, yang merupakan ringkasan dari tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari pekerjaan.
- Deskripsi pekerjaan secara umum yang mencakup hal-hal dasar mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari sebuah pekerjaan.
- H. Sekretaris dan kesekretariatan
Salah satu devisi atau posisi yang selalu
terdapat dalam oragnisasi yang berkaitan dengan administrasi adalah
sekretaris dan kesekretariatan. Peran seorang sekretaris tidak lagi
hanya sebagai pelaksana administrasi namun semakin berkembang dan
memiliki posisi yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan seorang
pemimpin dalam tugas administrasi dan manejerial, dan kdan di kantor
juga sebagai pusat informasi.
Sekretaris menurut Webster adalah seorang
pegawai yang yang memelihara warkat, melakukan kospondensi da tugas-tus
administrasi lainnya, juga pegawai yang mengepalai bermacam-macam
pekerjaan, atau pegawai yang mengepalai suatu departemen pemerintahan[24].
v Jenis jabatan sekretaris dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu[25]:
- Berdasarkan luas lingkup tanggung jawab:
- Sekretaris organisasi, seseorang yang memimpin sekretariat dari suatu organisasi maupun instansi pemerintah.
- Sekretaris pribadi, seseorang yang bertugas membantu seseorang dalam tugas administrasi.
- Berdasarkan kemampuan dan pengalaman kerja:
- Sekretaris Yunior, yaitu sekretaris yang baru bekerja sebagai sekretaris di suatu organisasi.
- Sekretaris Senior, yaitu sekretaris yang mempunyai kemampuan dan pengalaman yang memadai dalam kapasitasnya sebagai sekretaris.
- Berdasarkan spesialisasi: di samping memiliki kemampuan sebagai seorang sekretaris, mereka mempunyai keahlian tertentu yang dibutuhkan suatu organisasi[26].
v Menurut Sutarto, pada dasarnya tugas sekretaris dapat dibagi dalam 5 bagian[27]:
- Tugas perkantoran, yaitu menyiapkan meja kerja pimpinan, menerima intruksi dari pemimipin, menangani surat-surat masuk dan keluar, membuat konsep surat yang bersifat rutin, dan mendokumentasikan surat-surat yang bersifat rutin.
- Tugas resepsionis, yaitu menerima dan menjawab telepon serta mencatat pesan-pesan lewat telepon, menerima tamu yang akan bertemu denag pemimpin, mencatat janji-janji untuk pimpinan, memberikan masukan, menyusun prioritas acara kerja sehari-hari.
- Tugas keuangan, yaitu menangani urusan keuangan pribadi pimpinan, misalnya penyimpangan uang, penarikan cek atau pengambilan uang dari bank dan sebagainya, membayarkan rekening-rekening pembayaran, pajak, sumbangan, dan sebagainya (hal ini jarang dilakukan karena tugas dari bagian keuangan), menyimpan catatan pengeluaran sehari-hari untuk pimpinan dan menyediakan dana untuk keperluan tersebut.
- Tugas Sosial, yaitu mengurus rumah tangga kantor pimpinan, menyelenggarakan rapat untuk kantor pimpinan beserta pengurusan undangannya, menyampaikan ucapan selamat dan belasungkawa terhadap relasi atas nama pimpinan.
- Tugas insidentill, diantaranya menyiapkan agenda rapat, mempersiapkan laporan, pidato, atau pernyataan pimpinan, mewakili pimpinan ke beberapa seminar bila pimpinan berhalangan
v Ada 3 tahapan yang harus dilalui seorang sekretaris agar berhasil dalam pekerjaannya[28].
- Dependance, pada tahap awal seorang sekretaris memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada rekan kerja maupun pimpinannya.
- Independence, seiring dengan Adaptabilitas dan fleksibilitas terhadap ruang lingkup pekerjaannya, sekretaris semakin mampu memahami dan melaksanakan tugasnya.
- Interpendence, pada tahap ini sekretaris sudah memiliki konsep berpikir dan konsep kerja yang lebih konstrutif dengan merasa ikut memiliki perusahaan, memahami segala sesuatu yang menyangkut kepentingan perusahaan, dan menjalin keterikatan kerja dengan bagian lain.
BAB III
PENUTUP
KesimpulanMenurut Robbons (2003), Gitlow (2001), dan Cortada (2001), ada 6 prinsip yang harus diperhatikan dalam mendesain struktur organisasi:
- Spesialisasi pekerjan
- Departementalisasi
- Rantai komando
- Rentang pengawasan
- Sentralisasi dan desentralisasi
- Formalisasi
- Organisasi lini (garis lurus)
- Organisasi lini dan staf
- Departementasi produk
- Komite
- Wilayah
Rancangan pekerjaan didefinisikan oleh Gomes-Mezia, dkk (2004) sebagai proses pengorganisasian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang diperlukan untuk melakukan sebuah pekerjaan. Ada 3 hal penting yang berpengaruh dalam merancang sebuah pekerjaan, yaitu analisis alur kerja yang mendeskripsikan bagaimana sebagai input menambah nilai terhadap sebuah pekerjaan, yang nantinya akan dilanjutkan oleh pekerjaaan lainnya. Yang kedua adalah strategi bisnis yang di ambil dan bagaimana struktur organisasi yang paling tepat dengan strategi tersebut
Sekretaris menurut Webster adalah seorang pegawai yang yang memelihara warkat, melakukan kospondensi da tugas-tus administrasi lainnya, juga pegawai yang mengepalai bermacam-macam pekerjaan, atau pegawai yang mengepalai suatu departemen pemerintahan
Menurut Sutarto, pada dasarnya tugas sekretaris dapat dibagi dalam 5 bagian:
- Tugas perkantoran
- Tugas resepsionis
- Tugas keuangan
- Tugas Sosial
- Tugas insidentill
- Dependance
- Independence
- Interpendence
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/KantorHutapea, Parulian dan Nurianna Thoha. 2008. Kompetensi Plus Teori, Desain, Kasus, dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis. (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama)
Rahman, Hasanuddin. 2004. Manajemen fit & proper test.(Yogyakarta:Pustaka Widyatama).
Suparjati dkk. 2000. Tata Usaha dan Kearsipan. (Yogyakarta:Kanisius).
zaharudin, Harmaizar. 2006. Menggali Potensi Wirausaha. (Bekasi: CV.Dian Anugrah Prakasa)
Sukoco, Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. (Jakarta: Erlangga)
Nuraida, Ida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran, (Yogyakarta: Kanisius)
[1] Suparjati, dkk,Tata Usaha dan Kearsipan,(Yogyakarta:Kanisius,2000)hlm.1
[2] Hasanuddin Rahman,Manajemen fit & proper test.(Yogyakarta:Pustaka Widyatama,2004). Hlm. 12
[3] Parulian Hutapea dan Nurianna Thoha, Kompetensi Plus Teori, Desain, Kasus, dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis,(Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama,2008).Hlm.57
[5] Harmaizar Zaharuddin,Menggali Potensi Wirausaha,(Bekasi:CV.Dian Anugrah Prakasa,2006)hlm.172
[6] Badri Munir Sukoco,Manajemen Administrasi Perkantoran Modern,(Jakarta:Erlangga,2007)hlm.18
[7] Ibid,hlm.18
[8] Harmaizar Zaharuddin ,Ibid,hlm.173
[9] Badri Munir Sukoco,ibid,hlm.18
[10] Ibid,hlm.19
[11] Harmaizar Zaharuddin ,Ibid,hlm.174
[12] Badri Munir Sukoco,ibid,hlm.20
[13] Ibid,hlm.21
[14] Ibid,hlm.21
[15] Ibid,hlm.21
[16] Harmaizar Zaharuddin,ibid,hlm175
[17] Suparjati, dkk,ibid,hlm.4
[18] Ibid,hlm.7
[19] Ibid,hlm.7-8
[20] Ida Nuraida, SE, Manajemen Administrasi Perkantoran, (Yogyakarta: 2008, Kanisius), hlm. 12
[21] Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasiv dan Perkantoran Modern, 2002, (jakarta: Erlangga), hal. 23
[22] Ibid.
[23] Ibid, hal. 24
[24] Ibid, hal.25
[25] Ibid.
[26] Ibid.
[27] Ibid.
[28] Ibid, hal 26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar