Sabtu, 13 Oktober 2012

12. Manajement Koperasi
 
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sumber Daya Manusia

Dalam mengelola sumber daya manusia suatu organisasi seperti koperasi diperlukan juga manajemen. Manajemen secara umum, menurut Fayol (dalam Sahertian, 1985) adalah pelaksanaan fungsi-fungsi administrasi secara umum, yang meliputi aspek perencanaan, organisasi, komando, koordinasi dan control.

Menurut Nawawi (2001) ada tiga pengertian sumber daya manusia yaitu :
a. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan)
b. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi mewujudkan eksistensinya.
c. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non financial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.

Berdasarkan pengerian tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi

2.2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Dari berbagai sumber, Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen yang sangat penting. Dalam rangka merencanakan, melaksanakan atau mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia diperlukan suatu alat manajerial yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Pemahaman tentang sumber daya manusia (SDM) sebagaimana juga yang telah diterjemahkan oleh “Jusuf Irianto” (2001:3) sebagai berikut : Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja suatu organisasi sebagai sumber daya manusia yang sangat penting dalam memberi kontribusi bagi tujuan-tujuan organisasi, dan penggunaan beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa SDM tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat.

Fokus MSDM terletak pada upaya mengelola SDM di dalam dinamika interaksi antara organisasi pekerja yang acapkali memiliki kepentingan berbeda. Menurut Stoner (1995:4) MSDM meliputi penggunaan SDM secara produktif dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi dan pemuasan kebutuhan pekerja secara individual.
Stoner menambahkan bahwa karena berupaya mengintegrasikan kepentingan organisasi dan pekerjanya, maka MSDM lebih dari sekedar seperangkat kegiatan yang berkaitan dengan koordinasi SDM organisasi. MSDM adalah kontributor utama bagi keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, jika MSDM tidak efektif dapat menjadi hambatan utama dalam memuaskan pekerja dan keberhasilan organisasi.

Dengan memahami pengertian MSDM secara utuh, akan dapat terlihat sejauh mana keberhasilan suatu organisasi (koperasi) dalam melakukan integrasi antara manusia dan organisasi itu sendiri.

2.3. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan merupakan awal dari setiap kegiatan manajemen sumber daya manusia, dengan perencanaan akan mengantisipasi kejadian-kejadian di masa yang akan datang. Dalam bab ini diuraikan tentang pengertian perencanaan sumber daya manusia. Untuk memahami pengertian sumber daya manusia berikut beberapa pendapat sebagai berikut :
Menurut Reilly (1996:4) dan telah diartikan oleh Yusuf Irianto :
Perencanaan SDM adalah sebuah proses dimana organisasi berupaya untuk memikirkan permintaan (kebutuhan) adanya tenaga kerja dan mengevaluasi ukuran, sifat dan sumber-sumber pasokan yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan tersebut.
Sedangkan menurut Prof. DR. H. Hadari Nawawi, bahwa Perencanaan SDM bermaksud untuk membuat pengaturan arus gerakan pekerja di dalam organisasi, yang berarti merupakan proses untuk mendayagunakan SDM yang telah tersedia secara efektif dan efisien
Sedangkan pengertian lain mengatakan Perencanaan SDM adalah SERANGKAIAN kegiatan yang berkaitan dengan peramalan kebutuhan tenaga kerja dimasa datang pada suatu organisasi, meliputi penyediaan tenaga kerja baru dan pendayagunaan yang sudah tersedia.
Dari beberapa pengertian tersebut disimpulkan bahwa Perencanaan SDM adalah proses untuk menetapkan strategi, memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini dan pengembangannya dima yang akan dating yang mempunyai makna bahwa : kebutuhan saat ini merupakan usaha untuk mengisi kekurangan sumber daya manusia suatu organisasi. Sedangkan kebutuhan sumber daya manusia akan dating berarti memprediksi kebutuhan sumber daya manusia yang merupakan strategi pengembangan sutatu organisasi. Usaha memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan dengan cara mendapatkan tenaga kerja baru yang relevan, disamping harus dilakukan dengan mempertahankan dan memanfaatkan tenaga kerja yang sudah ada secara maksimal.

Makna Penting Dari Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan SDM selalu berkaitan dengan permintaan (demand) dan pasokan (supply) tenaga kerja. Oleh karena itu, perencanaan SDM merupakan tanggung jawab bagi semua manajer dalam organisasi. Perencanaan SDM tidak sekedar tanggung jawab manajer SDM semata, yang mana dalam prakteknya tidak semua manajer organisasi menyadari makna pentingnya perencanaan SDM. Banyak para manajer bagian non-SDM yang memiliki pemahaman akan peran penting perencanaan SDM. Mreka lebih mementingkan perencanaan sumber daya lainnya, seperti material, perlengkapan dan keuangan.
Tujuan perencanaan SDM menurut Stone (1995:91) adalah untuk meyakinkan atau memastikan bahwa sejumlah pekerja dalam jumlah tertentu yang memenuhi persyaratan telah tersedia pada suatu kurun waktu tertentu. Melalui perencanaan SDM, organisasi dapat mengidentifikasi apa yang harus diperbuat guna memastikan adanya SDM sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Perencanaan SDM harus dilakukan secara terbuka, tidak isolatif. Terbuka dalam arti harus dikaitkan dengan keseluruhan tujuan bisnis perusahaan. Nilai bagi perencanaan SDM terletak pada posisi sebagai bagian integral dari proses perencanaan startegis organisasi. Jadi perencanaan yang baik adalah dengan mengupayakan jangan sampai terjadi perencanaan yang sifatnya hanya memenuhi dan memprediksi kebutuhan sesaat saja atau dalam jangka pendek, melainkan harus berpedoman kepada perencanaan yang jangka panjang dan menyeluruh.

2.4. Fungsi Manajemen Sumner Daya Manusia

Fungsi manajemen sumber daya manusia sangat memegang peranan penting dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan sumber daya manusia harus lebih baik, terutama dalam hal perekrutan karyawan sehingga posisi theright man on the right place dapat tercapai dengan cara yang selektif dan seefisien mungkin.
Nitisemito (1991) mengemukakan bahwa :
“Tugas manajemen sumber daya manusiaantara lain adalah menetapkan analisis jabatan, merekrut karyawan baru, melatih dan menempatkannya, memberikan kompensasi yang adil dan merata, memotivasi karyawan dan sebagainya”.
Sedangkan fungsi-fungsi manajemen personalia, seperti yang dikemukakan oleh Manullang (1992) yaitu :” Membuat anggaran tenaga kerja yang dibutuhkan, termasuk di dalamnya menarik tenaga kerja, membuat job analysis, membuat job description dan job specification, mengadakan seleksi tenaga kerja, memindahkan dan mempromosikan tenaga kerja, melatih dan mendidik tenaga kerja, memotivasi tenaga kerja serta melakukan pension tenaga kerja. Dari kutipan tersebut diatas , dapat diketahui bahwa fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi analisis jabatan, rekrutmen karywan, pelatihan dan pengembangan karyawan, serta penyelesaian karyawan dan lain-lain.
Selnajutnya, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, maka berikut dikutip pendapat Flippo (1991) yakni : “Personal management is the planning, organizing and controlling of the procurement, development, compensation, maintenance and separation of human resources to the and that organizational, individual and societal good are accomplished”.Terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia yakni manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian sumber daya manusia dengan masyarakat.
Dengan demikian menurut Flippo (1991), bahwa sumber daya manusia mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen (Management function), dalam melaksanakan fungsi pelaksanaan (Operation function). Fungsi manajemen meliputi : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling). Sedangkan fungsi opeartif meliputi : pengadaan (procurement), pengembangan (development), kompensasi (compensation), integrasi (integration), pemeliharaan (maintenance), dan pemberhentian (separation).

Secara singkat fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)
Bagi seorang manajer sumber daya manusia, perencanaan diartikan sebagai penentuan lebih dahulu dari kebijaksanaan, program, prosedur dan teknisi yang akan menunjang tercapainya tujuan organisasi. Adapun penetapan tujuan organisasi itu sendiri memerlukan partisipasi aktif dari manajer sumber daya manusia, agar aspek sumber daya ini mendapat perhatian.

b. Pengorganisasian (Organizing)
Sebuah organisasi harus dibentuk untuk dapat melaksanakan policy, program, serta prosedur kepegawaian. Dalam hal ini tampak jelas bahwa organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Seorang manajer sumber daya manusia harus mampu mengidentifikasi semua fungsi operatif, kemudian melakukan pengelompokan kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam unit-unit menurut prinsip-prinsip organisasi yang sehat serta mangatur hubungan kerja antar unit tersebut.

c. Pengarahan (Directing)
Fungsi berikutnya adalah fungsi pelaksanaan, dimana rencana yang telah dibuat akan diterjemahkan menjadi kegiatan-kegiatan nyata. Fungsi pengarahan dapat juga disebut juga dengan istilah lain, seperti motivasi (Motivation), Penggerakan (Actuating), atau pemberian komando (Commanding).

d. Pengawasan (Controlling)
Fungsi manajemen yang terakhir adalah fungsi pengawasan yakni melakuakn pengukuran serta penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari rencana yang terlaksana. Dalam hal ini, seandainya terjadi penyimpangan-penyimpangan dari hasil yang diharapkan, maka akan diperlukan usaha korelasi dan pengendalian. Hal ini mutlak diperlukan dalam rangka penyempurnaan.

Mengenai fungsi-fungsi operatif dari manajemen sumber daya manusia secara singkat dapat diuraikan seperti berikut ini :

a. Pengadaan (Procurement)
Fungsi operatif ini berhubungan dengan usaha memperoleh dan menempatkan macam dan jumlah pegawai yang tepat diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Aspek kuantitatif atas sejumlah karyawan yang dibutuhkan akan memerlukan sebuah perencanaan kebutuhan karyawan.

b. Pengembangan (Development)
Fungsi ini mempunyai tujuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan serta kecakapan karyawan melalui pengadaan program-program pelatihan dan program lainnya. Pelatihan diperlukan bagi karyawan baru agar dapat m,encapai prestasi berdasarkan standar yang ditetapkan dalam waktu singkat. Sedangkan perlunya pelatihan bagi karyawan lama adalah sebagai persiapan untuk promosi ke jabatan yang lebih tinggi serta diharapkan agar lebih bertanggung jawab. Pengembangan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting serta perlu berlangsung terus –menerus mengikuti peningkatan arus teknologi dan metode kerja, serta menyesuaikan dengan tuntutan keadaan yang juga terus meningkat.

c. Kompensasi (Compentation)
Fungsi ini mencakup semua jenis imbalan yang diperoleh karyawan atas sumbangan prestasi mereka pada organisasi. Kompensasi adalah suatu kewajiban yang harus diberikan kepada karyawan atas sumbangan tenaga dan pikirannya kepada organisasi tersebut.

d. Integrasi (Integration)
Fungsi integrasi merupakan tantangan yang paling sulit dalam manajemen. Fungsi ini dimaksudkan sebagai usaha yang perlu dilaksanakan untuk mempengaruhi setiap karyawan, dengan harapan tercipta kesatuan tujuan, kesatuan pola berfikir serta kegiatan. Hal ini hanya dapat terlaksana dengan baik apabila seluruh karyawan lebih mengutamakan tujuan organisasi dari pada tujuan pribadi.

e. Pemeliharaan (Maintenance)
Fungsi pemeliharaan ditujukan untuk dapat mempertahankan serta memperbaiki kondisi fisik dan mental para karyawan. Selain itu dianggap sebagi suatu syarat untuk dapat menjamin awetnya penggunaan karyawan dengan manfaat yang optimal.

f. Pemberhentian (Separation)
Pada suatu waktu tertentu, seorang karyawan akan berhenti bekerja dan harus meninggalkan pekerjaannya. Suatu hal yang tidak mungkin apabila seseorang dapat bekerja sepanjang hidupnya, oleh karena itu pada suatu sat ia akan mencapai usia pension. Selain itu ada kalanya pula seorang akan berhenti bekerja atas permintaannya sendiri dengan berbagai alasan pribadi, atau karena tindakan disiplin atas prilaku yang melanggar ketentuan yang telah ditatapkan oleh organisasi. Segala macam pemberhentian tersebut haruslah dilakukan dengan cara-cara yang baik sehingga citra perusahaan tetap terjaga di masyarakat.


2.5. Pentingnya Manajemen Koperasi

Istilah Manajemen berasal dari bahasa Italia ; managio yang artinya pengurusan. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi Management diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan tata laksana, pengelolaan atau pengurusan. Definisi tentang Manajemen banyak ragamnya, berbeda-beda meskipun isinya sama. Secara umum telah dirumuskan bahwa definisi manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan kelompok orang dan mengerahkan segala fasilitas dalam usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Setiap usaha kerjasama harus ada seorang pejabat atau lebih yang memimpin segenap proses penyelenggaraan dalam usaha kerjasama itu. Pejabat itu disebut manajer. Dalam proses penyelenggaraan usaha kerjasama, manajer itu melakukan pekerjaan dari dua segi :

1. Menggerakkan orang-orang, yaitu mendorong, memimpin, menjuruskan dan menertibkan orang-orang agar melakukan perbuatan-perbuatan dalam menuju ke arah tercapainya tujuan yang telah ditentukan dalam usaha kerjasama itu.
2. Mengerahkan fasilitas, yaitu menghimpun, mangatur, memelihara, dan mengendalikan alat, benda, uang, waktu dan metode kerja serta peralatan apapun yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam usaha kerjasama itu.

Didalam menggerakkan orang-orang dan mengerahkan fasilitas, manajer melakukan pola perbuatan : perencanaan, pembuatan keputusanm pembimbingan, pengorganisasian dan pengendalian.

a. Perencanaan
Menggambarkan dimuka hal-hal yang harus dikerjakan dan cara mengerjakannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pembuatan keputusan
Melakukan pemilihan diantara berbagai kemungkinan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan, pertentangan-pertentangan dan keraguan-keraguan yang timbul dalam proses penyelenggaraan usaha kerjasama itu.
c. Pembimbingan
Memerintah, menugaskan, memberi arah dan menuntut bawahan, untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
d. Pengkoordinasian
Menghubung-hubungkan, menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semua berlangsung secara tertib dan seirama menuju kearah tercapainya tujuan tanpa terjadinya kekacauan, percekcokan atau kekosongan kerja.
e. Pengendalian
Melakukan kegiatan pemerikasaan, mencocokkandan mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan yang ada terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan hasil yang dikehendaki.

Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi. Sebagaimana diketahui, hakikat manajemen adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pencapaian tujuan melalui tangan orang lain itu dilakukan oleh manajemen dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. Dengan demikian, keberhasilan manajemen sebuah organisasi akan sangat tergantung pada pelaksanaan masing-masing fungsi tersebut.

Walaupun tingkat kerumitan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen beragam antar satu organisasi dengan organisasi lainnya, namun tidak ada organisasi yang ingin mencapai tujuannya secara efektif. Dan dapat mengelak dari keharusan melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Hal yang sama berlaku pula pada koperasi. Hanya dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen itulah sebuah koperasi akan dapat mencapai tujuan-tujuan mulianya secara efektif. Berikut ini akan kita lihat bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut dalam pengolahan Koperasi.

Koperasi sebagai bentuk badan usaha ynag bergerak dibidang perekonomian, mempunyai tatanan manajemen yang berbeda dengan badan usaha non koperasi. Perbedaan tersebut terletak pada asas koperasi yang bersifat demokratis dimana pengelolaan koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota. Karena itu dalam tatanan manajemen koperasi Indonesia mempunyai unsure-unsur : Rapat Anggota, pengurus, pengawas dan manajer.

Dalam manajemen koperasi kekuasaan tertinggi adalah ditangan rapat anggota, sebab koperasi adalah organisasi dari, oleh dan untuk anggota. Karena rapat anggota yang pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan organisasi dengan sendirinya tidak dapat mengelola kegiatan-kegiatan koperasi. Baik pengurus maupun pengawas dipilih oleh anggota-anggota dan bertindak untuk dan atas nama anggota.

Peranan manajemen adalah membuat koperasi berhasil dalam mencapai tujuannya, baik tujuan para anggotanya, seperti misalnya untuk mencapai perbaikan tingkat hidup atau sedikitnya meringankna biaya hidup sehari-hari, maupun tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal yang pertama, manajemen merupakan unsur pembuat keputusan yang telah digariskan oleh rapat anggota. Dalam hal yang kedua, pemerintah menetapkan bahwa koperasi bertujuan untuk menambah kesejahteraan anggota dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Seperti badan usaha yang lain, koperasi juga akan menghadapi berbagai persoalan dalam mencapai tujuan. Sebagian besar tugas manajemen adalah memecahkan persoalan-persoalan itu dan membuat putusan-putusan yang akan menuju sasaran yang dikehendaki.

Langkah-langkah yang diambil dalam memecahkan sesuatu persoalan adalah :

a. Membuat persoalan yang dihadapi menjadi jelas dan terang.;
b. Mencari alternatif-alternatif untuk memecahkannnya;
c. Memilih salah satu cara atau alternative yang paling sesuai dengan tujuan koperasi;
d. Menilai hasil cara tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar