41. Perencanaan Ekonomi
Perencanaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang mencangkup
keputusan- keputusan atau pilihan – pilihan berbagai alternatif
penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu pada masa
yang akan datang (Conyers & Hills , 1994) Berdasarkan definisi
diatas berarti ada empat elemen dasar perencanaan yaitu :
a. Merencanakan berarti memilih
b. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumberdaya
c. Perencanaan merupakan alat untuk mecapai tujuan
d. Perencanan untuk masa depan (Lincolin Arsyad,1999)
Arthur lewis dalam bukunya berjudul Development Planning (1966). Membagi perencanaan dalam 6 (enam) pengertian yaitu :
1.
Istilah perencanaan seringkali dihubungkan dengan letak geografis,
bangunan, tempat tinggal, bioskop dan lainnya. Di negara sedang
berkembang hal ini sering disebut dengan istilah perencanaan kota dan
negara (town and country planning) atau perencanaan kota dan daerah
(urban and regional planning).
2. Perencanaan mempunyai arti keputusan penggunaan dan pemerintah dimasa yang akan datang.
3.
Ekonomi berencana adalah ekonomi dimana setiap unit produksi hanya
memanfaatkan sumber daya manusia, bahan baku, dan peralatan yang
dialokasikan dengan jumlah tertentu dan menjual produknya hanya kepada
perusahaan atau perorangan yang ditunjuk oleh pemerintah.
4. Perencanaan berarti setiap penentuan sasaran produksi oleh pemerintah.
5.
Penerapan sasaran untuk perekonomian secara keseluruhan dengan maksud
untuk mengalokasikan semua tenaga kerja, devisa, bahan mentah dan
sumberdaya lainnya ke berbagai bidang perekonomian.
6. Untuk menggambarkan sarana yang digunakan pemerintah untuk memaksakan sasaran-sasaran yang ditetapkan.
7.
Perencanaan
sebenarnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan dari waktu ke
waktu dengan melibatkan kebijaksanaan (polycy) dari pembuat keputusan
berdasarkan sumber daya yang tersedia dan disusun secara sistematis.
Maka
pelaksanaan perancangan pembuatan perencanaan itu pada dasarnya adalah
mengambil suatu kebijaksanaan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut (Soekartawi, 1990).
1. Perencanaan berarti memilih berbagai alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada.
2. Perencanaan berarti pula alokasi sumberdaya yang tersedia baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia.
3. Perencanaan mengandung arti rumusan yang sistematis yang didasarkan pada kepentingan masyarakat banyak.
4. Perencanaan juga menyangkut masalah tujuan atau sasaran tertentu yang harus dicapai.
5. Perencanaan juga dapat diartikan atau dikaitkan dengan kepentingan masa depan.
Meskipun
tidak ada kesepakatan diantara para ekonomi berkenaan dengan istilah
perencanaan ekonomi mengandung arti pengendalian dan pengaturan
perekonomian dengan sengaja oleh pemerintah untuk mencapai sasaran dan
tujuan tertentu didalam jangka waktu tertentu pula. (Lincolin arsyid,
1999)
Fungsi Perencanaan Ekonomi
Beberapa buku literatur
perencanaan pembangunan (Development planning) pembahasan terhadap
pentingnya perencanaan ini sering dikaitkan dengan pembangunan itu
sendiri. Dengan demikian, pembahasan pentingnya aspek perencanaan yang
dikaitkan dengan aspek pembangunan dapat diklarifikasikan menjadi dua
topik utama, yaitu :
1. Perencanaan sebagai alat dari pembangunan.
2. Perencanaan sebagai tolok ukur dari berhasil atau tidaknya pembangunan tersebut.
Perencanaan
dianggap sebagai alat pembangunan karena perencanaan memang merupakan
alat strategis dalam menuntun jalannya pembangunan. Suatu perencanaan
yang disusun secara acak-acakkan (tidak sistematis) dan tidak
memperhatikan aspirasi target group (sasaran), maka pembangunan yang
dihasilkan tidak seperti yang diharapkan. Dengan demikian dalam konteks
perencanaan, sebagai alat maka mempunyai keunggulan komprehensif sebagai
berikut :
a. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.
b. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat penentuan sebagai alternatif dan berbagai kegiatan pembangunan.
c. Perancanaan dapat dipakai sebagai penentuan skala prioritas.
d.
Perencanaan dapat dipakai sebagai alat peramalan (forecasting) dari
kegiatan dari masa ke masa yang akan datang. (Soekartawi, 1990)
Sementara menurut Lincolin Arsyad fungsi-fungsi perencanaan adalah sebagai berikut:
a.
Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
tujuan pembangunan.
b. Dengan perencanaan dapat dilakukan suatu
perkiraan potensi-potensi, prospek-prospek perkembangan, hambatan serta
resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.
c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.
d. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya tujuan.
e. Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan evaluasi.
Proses Perencanaan Ekonomi
Proses
perencanaan merupakan hal mendasar yang harus diperhatikan oleh para
pembuat keputusan (perencanaan), adapun proses perencanaan ekonomi
tersebut dibagi kedalam empat tahap diantaranya adalah:
1. Tahap
pertama, pada tahap ini diterapkan tujuan oleh pemimpin politik, serta
prioritas tujuan untuk mengarahkan para perencana jika terjadi konflik
tujuan.
2. Tahap kedua, adalah mengukur ketersediaan sumberdaya yang langka sebelum periode perencanaan tersebut.
3.
Tahap ketiga, hampir dari semua upaya ekonomi ditujukan untuk memilih
berbagai cara (kegiatan dan alat) yang bisa digunakan untuk mencapai
tujuan nasional.
4. Tahap keempat, perencanaan mengerjakan proses
pemilihan kegiatan yang penting dan mungkin untuk mencapai tujuan
nasional (welfare fungtion) tanpa terganggu adanya kendala-kendala
sumberdaya dan organisasional. Hasil dari proses ini adalah strategi
pembangunan (Development strategy) atau rencana mengatur
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama beberapa tahun (biasanya
lima tahun). (Lincoln Arsyad, 1999)
Pertumbuhan dan Perkembangan
Ekonomi menurut Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi
lima tahap yang berurutan, yaitu dimulai dari masa perburuan, masa
berternak, masa bercocok tanam, masa perdagangan dan yang terakhir
adalah masa perindustrian. Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak
dari masyarakat tradisional kemasayarakat modern yang kapitalis. Dalam
prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem
pembagian kerja antar pelaku ekonomi. Dalam hal ini, Adam Smith
memandang pekerja sebagai salah satu input bagi proses
produksi.Pembagian kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam terori
Adam Smith, dalam upaya meningkatkan produktifitas tenaga kerja. Dalam
pembangunan ekonomi, modal memegang peran penting. Menurut teori ini,
akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi
yang terjadi pada suatu negara. Modal tersebut diperoleh dari tabungan
yang dilakukan masyarakat. Adanya akumulasi modal yang dihasilkan dari
tabungan, maka pelaku ekonomi dapat menginvestasikan kesektor riil,
dalam upaya untuk meningkatkan penerimaannya.
Menurut Adam Smith
proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan
keterkaitan satu dengan lain. Timbulnya peningkatan kinerja pada suatu
sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong
kemajuan tekhnologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar hal
ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi semakin pesat. Proses pertumbuhan
ekonomi sebagai suatu ‘fungsi tujuan’, pada akhirnya harus tunduk pada
‘fungsi kendala’, yaitu keterbatasan sumberdaya ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi akan mengalami keterlambatan jika daya dukung alam tidak mampu
lagi mengimbangi aktivitas ekonomi yang ada. Keterbatasan sumberdaya
merupakan faktor yang dapat menghambat ekonomi tersebut, bahkan dalam
perkembangan hal tersebut justru menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
(Mudrajad kuncoro, 1997)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar