26. Perencanaan Perusahaan Jasa
Sifat-sifat
khusus jasa perlu diperhatikan dan pertimbangan dalam merancang program
pemasaran. Menurut Kotler yang
dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:28) bahwa jasa memiliki empat ciri utama
yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut :
1.
Tidak berwujud
Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba,
mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi
ketidakpastian, konsumen akan mencari informasi tentang jasa tersebut, seperti
lokasi perusahaan, para penyedia dan penyalur jasa, peralatan dan alat
komunikasi yang digunakan serta harga jasa produk tersebut. Beberapa hal yang
dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu
sebagai berikut : pertama, meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud
menjadi berwujud. Kedua, menekankan pada manfaat yang diperoleh. Ketiga,
menciptakan suatu nama merek (brand name)
bagi jasa dan yang. Keempat, memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen.
2.
Tidak terpisahkan
Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang
menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika
konsumen membeli suatu jasa, maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber
atau penyedia jasa tersebut, sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk
penjualan langsung dengan skala operasi terbatas.
3.
Bervariasi
Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah tergantung dari siapa yang
menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini
mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar.
4.
Mudah musnah
Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah, sehingga tidak dapat dijual
pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu masalah
jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan
sebelumnya. Jika permintaan berfluktuasi, maka perusahaan akan menghadapi
masalah yang sulit dalam melakukan persiapan pelayanannya. Untuk itu perlu
dilakukan perencanaan produk, penetapan harga serta program promosi yang tepat
untuk mengatasi ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan jasa.
Leonard Berry yang dikutif oleh Buchari Alma
(2009:244) mengemukakan bahwa ada 3 karakteristik jasa, antara lain sebagai
berikut :
1.
Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud
2.
Produksi dan konsumsi bersamaqan waktu
3.
Kurang memiliki standard an keseragaman.
Untuk menciptakan keseimbangan antara permintaan dan
penawaran harus disusun strategi-strategi yang tepat. Beberapa hal yang dapat
dilakukan dari sudut permintaan, diantaranya adalah :
a.
Melakukan perbedaan harga pada saat permintaan
ramai dan permintaan sepi
b.
Mengembangkan jasa yang kurang diminati konsumen
c.
Menambahkan jasa sebagai pelengkap jasa yang ada
selama permintaan ramai
d.
Menggunakan sistem pemesanan tempat untuk
mengatur tingkat permintaan.
2.1.3 Klasifikasi
Jasa
Industri jasa sangat beragam,
sehingga tidak mudah untuk menyamakan cara pemasarannya. Klasifikasi jasa dapat
membentu memahami batasan-batasan dari industri jasa dan memanfaatkan pengalam
industri jasa lainnya yang mempunyai masalah dan karakteristik yang sama untuk
diterapkan pada suatu bisnis jasa.
Di dalam buku Ratih Hurriyati
(2010:33) ada beberapa macam tipe kalsifikasi jasa menurut beberapa para ahli,
antara lain menurut :
Menurut
Gronroos, jasa dapat dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1.
Jenis jasa (type
of service)
2.
Jasa professional (professional service)
3.
Jenis pelanggan (type of customer)
4.
Individu (individuals)
5.
Jasa lainnya
Menurut
Kotler, ia mengklasifikasikan jasa berdasarkan beberapa sudut pandang yang
berbeda, antara lain :
1.
Jasa dibedakan menjadi jasa yang berbasis
manusia (people based) atau jasa yang
berbasis peralatan (equipment based)
2.
Tidak semua jasa memerlukan kehadiran klien (clients presence) dalam menjalankan
kegiatannya
3.
Jasa dapat dibedakan menjadi jasa untuk
kebutuhan pribadi atau jasa untuk kebutuhan bisnis.
Sedangkan
menurut Adrian Payne, klasifikasi jasa dapat dikelompokkan berdasarkan
pembagian, diantaranya ialah :
1.
Tipe jasa (type
of service)
2.
Tipe penjual (type of seller)
3.
Tipe pembeli (type of purchaser)
4.
Karakteristik permintaan (demand characteristics)
5.
Tingkat ketidaknyataan (degree of intangibility)
6.
Alasan pembelian (buying motives)
7.
Berdasarkan manusia dan pelanggan (Equipment based versus people based)
8.
Banyaknya interaksi dengan para pelanggan (amount of customer contact)
9.
Syarat-syarat penyerahan jasa (service delivery requirements)
10. Tingkat
fleksibilitas produk (degree of
customization)
11. Tingkat intensitas pekerja (degree of labour intensity)
2.1.4 Sistem Bisnis Jasa
Menurut
pandangan Lovelock yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:36-37) bahwa jasa
merupakan suatu proses yang menyangkut input
dan output. Terdapat empat jenis
input yang dapat diproses dalam suatu jasa, yaitu sebagai berikut :
a.
Pemrosesan terhadap pelanggan (People
processing)
Merupakan suatu proses dimana
pelanggan mencari jasa yang dibutuhkan pada suatu sistem jasa. Dalam proses ini
diperlukan kehadiran fisik pelanggan dan hasilnya adalah pelanggan merasakan
adanya perbedaan dalam dirinya.
b.
Pemrosesan terhadap barang/milik (Posessioning process)
Merupakan suatu proses dimana
pelanggan mencari organisasi atau penyedia jasa untuk menyediakan jasa terhadap
barang miliknya.
c.
Pemrosesan terhadap stimulus mental (Mental
stimulus processing)
Merupakan suatu proses yang
diarahkan pada pikiran pelanggan. Jasa dalam kategori ini diantaranya mencakup
dunia hiburan, pendidikan.
d.
Pemrosesan terhadap informasi (Informating processing)
Merupakan proses pengolahan
informasi yang berasal dari pelanggan dan hasilnya diolah melalui komputer.
Informasi ini merupakan bentuk jasa yang tidak berwujud, namun hasilnya dapat
dalam bentuk fisik seperti laporan atau dokumen tertentu.
Disamping
suatu proses, jasa dalam buku Ratih Hurriyati (2010:37-38) menurut Lovelock dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut :
a.
Sistem operasi jasa (service operating system)
Merupakan komponen yang terdapat
dalam total sistem jasa, dimana input proses dan unsur produk jasa diciptakan
melalui komponen sumber daya manusia dan komponen fisik.
b.
Sistem penyerahan jasa (service delivery system)
Berhubungan dengan bilamana, dimana
dan bagaimana jasa diserahkan kepada pelanggan. Sistem ini tidak hanya meliputi
unsur-unsur sistem dalam operasi jasa, tetapi termasuk juga hal-hal yang
disiapkan pada konsumen lainnya.
c.
Pemasaran jasa (service marketing)
Meliputi seluruh titik kontak atau
interaksi dengan konsumen yang mencakup : iklan, penagihan dan penelitian
pasar.
Suatu
aktivitas pemasaran jasa apabila dipandang sebagai suatu sistem akan terdiri
dari sistem bisnis jasa dan elem-elemennya yang memberi kontribusi kepada
pandangan konsumen terhadap organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Elemen-elemen lain tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi atau kontak yang
intensif kepada pelanggan melalui berbagai aktif media.
2.2 Pemasaran Jasa
Industri jasa
pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan pertumbuhannya pun
sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis
jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru,
sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan zaman. Dipandang dari segi
konteks globalisasi, pesatnya pertumbuhan bisnis jasa antar negara ditandai dengan
meningkatnya intensitas pemasaran lintas negara serta terjadinya aliansi
berbagai penyedia jasa di dunai.
Perkembangan
tersebut pada akhirnya mempu memberikan tekanan yang kuat terhadap perombakan
regulasi, khususnya pengenduran proteksi dan pemanfaatan teknologi baru yang
secara langsung akan berdampak pada menguatnya kompetisi dalam industri.
Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku bisnis kepada permasalahan
persaingan usaha yang semakin tinggi. Mereka dituntut untuk mampu
mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan dihadapi, menetapkan berbagai
standar kinerjanya serta mengenali secara baik para pesaingnya (Ratih
Hurriyati, 2010:41).
Dinamika
yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari perkembangan berbagai industri
seperti layanan antar surat, layanan paket barang, pengiriman/transfer uang,
yang kini semakin menyadari perlunya peningkatan orientasi kepada pelanggan
atau konsumen. Perusahaan manufaktur kini juga telah menyadari perlunya elemen
jasa pada produknya sebagai upaya peningkatan competitive advantage bisnisnya. Implikasi penting dari fenomena
ini adalah semakin tingginya tingkat persaingan, sehingga diperlukan manajemen
pemasaran jasa yang berbeda dibandingkan dengan pemasaran tradisional (barang)
yang telah dikenal selama ini.
Menurut
Payne yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:42) bahwa pemasaran jasa
merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi
kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan
sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan
demikian, manajemen pemasaran jasa merupakan proses penyelarasan sumber-sumber
sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar. Pemasaran memberi perhatian pada
hubungan timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan
dan kebutuhan pelanggan serta kegiatan-kegiatan para pesaing.
Fungsi
pemasaran terdiri dari tiga komponen kunci, yaitu sebagai berikut :
a.
Bauran pemasaran (markting mix)
Merupakan unsur-unsur internal
penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi
b.
Kekuatan pasar
Merupakan peluang dan ancaman
eksternal dimana operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi
c.
Proses penyelarasan
Merupakan proses strategik dan
manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran jasa dan kebijakan-kebijakan
internal organisasi sudah layak untuk menghadapi kekuatan pasar.
Tugas manajer
dalam menyusun program pemasaran adalah mengintegrasikan unsur-unsur bauran
pemasaran agar dapat memastikan keselarasan yang terbaik antara kemampuan
internal dan lingkungan pasar eksternal.
2.3 Strategi Pemasaran
Pemasaran dalam
bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing.
Memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual, tetapi
lebih dari itu. Di dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli,
menjual, dengan segala macam cara, menyangkut barang, menyimpan, mensortir dan
sebagainya. Di dalam marketing usaha
ini kita kenal sebagai fungsi-fungsi marketing.
Pemasaran merupakan
salah satu bagian bagian diantara bagian-bagian yang lain yang ada dalam suatu
organisasi bisnis atau perusahaan. Pemasaran merupakan orang-orang ataupun
organisasi yang mempunyai kebutuhan akan produk yang kita pasarkan dan mereka
itu memiliki daya beli yang cukup, guna memenuhi kebutuhan mereka. Dalam hal
ini maka pengusaha dapat memperoleh petunjuk tentang bagaimana dia harus
memasarkan produknya itu. Pengusaha juga dapat mengetahui bahwa pasarnya itu
dapat dibagi-bagi menurut jenis kelaminnya, menurut jumlah penghasilannya,
menurut daerahnya, pekerjaan pokoknya dan lain sebagainya.
Penggolongan
pasar yang dapat dilakukan tersebut akan sangat membantu pengusaha dalam rangka
kegiatan pemasarannya agar menjadi lebih terarah atau lebih tajam, sehingga
menjadi lebih efektif dan memuaskan konsumennya. Usaha untuk mengenal pasar
seperti itu disebut sebagai kegiatan untuk mengidentifikasikan pasar, sedangkan
usaha untuk membagi atau menggolongkan pasar tadi disebut kegiatan segmentasi
pasar. Dengan melakukan segmentasi pasar itu, maka pengusaha dapat memilih dan
kemudian menentukan bagian atau segmen pasar yang mana yang potensial yang akan
dijadikannya sebagai sasaran untuk dilayani secara efektif. Pelayanan terhadap
pasar yang sudah diidentifikasikannya serta digolong-golongkannya bahkan sudah
pula ditentukan sasaran pasarnya itu merupakan kegiatan pemasaran.
Menurut Djaslim Saladin (2007:1), ia berpendapat bahwa
pemasaran ialah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang
dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
Di
samping itu pemasaran dapat mengandung beberapa konsep pokok diantaranya
ialah :
a. Kebutuhan,
ialah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan dan
disadari
b. Keinginan,
ialah hasrat untuk memperoleh pemuas-pemuas tertentu untuk kebutuhan yang lebih
mendalam
c. Permintaan,
ialah keinginan terhadap produk atau jasa tertentu yang didukung oleh suatu
kemampuan dan kemauan untuk membeli produk atau jasa
d. Produk,
ialah segala suatu yang dapat diberikan kepada seseorang untuk memuaskan suatu
kebutuhan atau keinginan baik yang berwujud maupun tidak berwujud
e. Pertukaran,
ialah penentuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan seseorang
dengan cara tertentu.
Menurut Philip Kotler
(2007:6) yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan bahwa definisi dari
pemasaran ialah segala yang berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan masyarakat.
Didalam bukunya Philip
Kotler (2007:6) yang dialih
bahasakan oleh Benyamin Molan, Asosiasi Pemasaran Amerikan mendefinisikan bahwa
pemasaran ialah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para
pemilik sahamnya.
Menurut Kotler yang
dikutif oleh Fajar Laksana (2008:4) di
dalam bukunya menyatakan bahwa pemasaran ialah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Secara luas
pemasaran dapat dikatakan sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang telah mereka butuhkan dan inginkan
dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak
lain. Untuk itu pemasaran dapat dipahami lebih jauh dengan mengenal
konsep-konsep inti pemasaran, antara lain sebagai berikut :
a.
Kebutuhan
Konsep yang
paling pokok yang melandasi pemasaran adalah suatu kebutuhan manusia. Kebutuhan
adalah suatu keadaan perasaan yang membutuhkan pemenuhan terhadap sesuatu.
b.
Keinginan
Konsep yang
selanjutnya ialah dalam pemasaran yang menyangkut hajat manusia, yaitu
kebutuhan yang dibentuk oleh budaya dan pribadi seseorang. Ragam dari keinginan
semakin berkembang kebudayaan.
Strategi
merupakan suatu tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan, banyak faktor yang
menyebabkan perusahaan harus mengadakan perubahan besar-besaran dalam strategi
pemasarannya.
Menurut Djaslim
Saladin (2007:59) ada tiga faktor utama yang menyebabkannya, yaitu :
1.
Daur hidup produk (product life cycle stage)
Strategi harus disesuaikan dengan
tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan
dan tahap kemunduran
2.
Posisi persaingan perusahaan di pasar (company’s competitive position in the market)
Strategi pemasaran harus
disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah ia memimpin (leader), menantang (chalangger), mengikuti saja (follower)
atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar (nicher)
3.
Situasi ekonomi ( the economic climate)
Strategi pemasaran harus
disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan depan, apakah ekonomi berada
dalam situasi makmur atau inflasi tinggi (resesi).
Menurut
Buchari Alma (2009:257) dalam bukunya menuliskan tentang pengertian pemasaran
yang dikemukakan oleh Herman Kartajaya bahwa definisi pemasaran ialah sebuah
disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholdernya.
Landasan
filosofis yang mendasari definisi pemasaran dapat diartikan dalam bentuk visi,
misi dan nilai dari pemasaran itu sendiri.
Visinya
ialah bahwa pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategi yang dapat
memberi kepuasan berkelanjutan, bukan kepuasan sesaat untuk tiga stakeholder
utamanya yaitu konsumen, karyawan dan pemilik perusahaan.
Misinya
ialah pemasaran akan menjadi jiwa, bukan sekedar salah satu anggota atau bagian
saja, dalam perusahaan yang harus aktif dalam marketing, tapi semua lini harus
menjadi pemasar ulung, semua harus merasa terpanggil mencapai tujuan lembaga
yaitu memberi kepuasan.
Nilainya
ialah jaga merek agar lebih melekat di hati para pelanggan, setiap orang dalam
perusahaan harus merasa terlibat dalam proses pemuasan konsumen. Pegawai bukan
hanya sebagai petugas saja perpanjangan dari atasan, tetapi semua pegawai harus
mampu menambah nilai terhadap kepuasan konsumen.
Untuk
merealisasikan kepuasan dan loyalitas ini, maka peranan strategi pemasaran
sangat penting sekali. Strategi pemasaran sangat mengutamakan orientasi pada
pelanggan dengan memberikan kepuasan tertinggi dan fokus pada tampilan
perusahaan dalam melayani konsumen. Dengan perencanaan yang dilakukan secara
aktif dan baik akan dapat mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang,
bahkan faktor di luar lingkungan bisnis akan dapat dikuasai atau diramalkan
terlebih dahulu.
Strategi
pemasaran ini bermula dari strategi perencanaan yang lebih dulu menetapkan
visi, misi dan tujuan perusahaan. Setelah itu dilakukan langkah-langkah seperti
berikut :
1.
Analisis lingkungan
Dengan mengkaji lingkungan makro maupun lingkungan mikro. Lingkungan
makro misalnya melihat perkembangan demografi, ekonomi, politik, hukum,
teknologi, sosial dan budaya yang akan berpengaruh terhadap perusahaan.
Sedangkan lingkungan mikro ialah mempertimbangkan faktor kemampuan intern dalam
suatu perusahaan, seperti faktor finansial, sumber daya manusia dan berbagai
fasilitasnya.
2.
Analisis prilaku konsumen
Dalam hal ini dilihat kecendrungan-kecendrungan selera, keinginan
konsumen, faktor psikologis yang menyebabkan konsumen tertarik terhadap suatu
produk
3.
Analisi prilaku pesaing
Yang
aktual maupun yang potensial, dalam hal ini perlu dimonitor bagaimana gerak
langkah, taktik dan strategi yang dikembangkan oleh pesaing kita dalam
mengantisipasi di masa yang akan datang.
Visi
merupakan konsep yang ideal yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan, yakni
ingin menjadi suatu perusahaan yang paling unggul diantara perusahaan yang
lainnya. Visi merupakan sesuatu yang didambakan perusahaan untuk dimiliki
dimasa yang akan datang. Visi menggambarkan aspirasi masa yang akan datang
tanpa mensfesifikasikan cara-cara untuk mencapainya. Visi yang paling efektif
adalah visi yang dapat memunculkan inspirasi. Inspirasi tersebut biasanya
dikaitkan dengan keinginan yang terbaik.Visi memberikan motivasi kebanggan bagi
suatu perusahaan.Suatu visi lebih nyata apabila dinyatakan dalam bentuk misi.
Jadi misi ialah apa yang didambakan oleh organisasi untuk menjadi seperti yang
diinginkan di masan yang akan datang. Tanpa ada misi, maka pimpinan hanya akan
bereaksi pada tantangan yang dihadapi seketika. Hal ini dikenal sebagai
reaktor, ada unsur ketakutan, akan ancaman dan sulit menatap masa yang akan
datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar