Eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan
melalui empat tahap, survei tinjau, prospeksi, eksplorasi pendahuluan
dan eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk
mengidentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas, serta kualitas suatu endapan batu bara sebagai dasar
analisis/kajian kemungkinan dilakukannya investasi. Tahap penyelidikan
tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya
batubara yang dihasilkan.
1. Survei Tinjau (Reconnaissance)
Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi
Batu bara yang paling awal dengan tujuan mengidentifikasi daerah-daerah
yang secara geologis mengandung endapan batubara yang berpotensi untuk
diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi tentang kondisi
geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya, antara
lain, studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak
langsung lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan
peta dasar dengan skala sekurang-kurangnya 1 : 100.000.
Pada tahap survei awal, pertama dilakukan survei formasi cool-bearing yang
terbuka secara alami dan beberapa pengeboran untuk mengetahui kedalaman
dari lapisan batubara kearah kemiringan dengan maksud memastikan
deposit batubara yang potensial. Kemudian akan berlanjut kepada teknik
eksplorasi yang lebih tinggi menggunakan mesin dan peralatan yang
spesifik. Dalam bab ini akan dijelaskan secar ringkas mengenai survei
geologi permukaan yang merupakan dasar dari semua survei geologi. Namun,
lingkup penyelidikan perlu dikembangkan, tidak hanya pada batubara itu
sendiri, tetapi juga kepada penelitian lain seperti penelitian
sedimentologi batubara dan lingkungannya, penelitian palaentologi fosil
mikro dan mega, penelitian geokimia, penelitian struktur terhadap
fracture dan lain-lain.
2. Prospeksi (Prospecting)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk
membatasi daerah sebaran endapan yang akan menjadi sasaran eksplorasi
selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya,
pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang
stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout drilling), pencontohan dan analisis. Metode tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu.
Logging geofisik berkembang dalam
ekplorasi minyak bumi untuk analisa kondisi geologi dan reservior
minyak. Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya
untuk mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai
data lain, seperti kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisn batubara,
dan sifat geomekanik batuan yang menyrtai penambahan batubara.
Dan juga mengkompensasi berbagai maslah
yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran, yaitu
pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama lapisan
batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan
lain lain.
3. Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui kuantitas dan kualitas serta gambaran awal bentuk
tiga-dimensi endapan batu bara. Kegiatan yang dilakukan antara lain,
pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi,
pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya,
penarnpangan (logging) geofisika, pembuatan sumuran/paritan
uji, dan pencontohan yang andal. Pengkajian awal geoteknik dan
geohidrologi mulai dapat dilakukan.
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui kuantitas clan kualitas serta bentuk tiga-dimensi endapan
batu bara. Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan
topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran, dan pencontohan yang
dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya,
penampangan (logging) geofisika, pengkajian geohidrologi, dan
geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan pencontohan batuan, batubara
dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian lingkungan
yang berkaitan denqan rencana kegiatan penambangan
METODE GEOFISIKA BATUBARA
Seiring dengan meningkatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi maka hadirlah survey geofisika tahanan jenis
yang merupakan suatu metode yang dapat memberikan gambaran susunan dan
kedalaman lapisan batuan dengan mengukur sifat kelistrikan batuan. Loke
(1999) mengungkapkan bahwa survey geofisika tahanan jenis dapat
menghasilkan informasi perubahan variasi harga resistivitas baik arah
lateral maupun arah vertical. Metode ini memberikan injeksi listrik
kedalam bumi, dari injeksi tersebut maka akan mengakibatkan medan
potensial sehingga yang terukur adalah besarnya kuat arus (I) dan
potensial (∆V), dengan menggunakan survey ini maka dapat memudahkan para
geologist dalam melakukan interpretasi keberadaan cebakan-cebakan
batubara dengan biaya eksplorasi yang relatif murah.
LOGGING GEOFISIK (GEOPHYSICAL WELL LOGGING)
Logging geofisik berkembang dalam
ekplorasi minyak bumi untuk analisa kondisi geologi dan reservior
minyak. Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya
untuk mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai
data lain, seperti kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisn batubara,
dan sifat geomekanik batuan yang menyrtai penambahan batubara.
Dan juga mengkompensasi berbagai masalah
yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran, yaitu
pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama lapisan
batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan
lain lain.
Dari sekian banyak prinsip logging yang
ada, yang paling sering digunakan adalah resistansi listrik, kecepatan
gelombang elastis dan radioaktif. Untuk eksplorasi batubara, logging
densitas adalah yang paling efektif dan kombinasi logging densitas dan
sinar gama adalah yang direkomendasi untuk menentukan sifat geologi
sekitar lapisan batubara. Setiap logging mempunyai keistimewaannya
masing-masing, oleh karena itu lebih baik melakukan kombinasi logging
untuk analisa menyeluruh.
METODE PENAMBANGAN BATUBARA
Metode Room And Pillar
Ini adalah metode penambangan batubara
yang menetapkan suatu panel atau blok penambangan tertentu, kemudian
menggali maju dua sistem (jalur) terowongan, masing-masing melintang dan
memanjang, untuk melakukan penambangan batubara dengan pembagian pilar
batubara. Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan
batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan, dan metode
penambangan secara berurutan terhadap pilar batubara yang diblok tadi,
mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali
tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan. Kondisi yang
menghasilkan efisiensI tinggi metode ini telah dijelaskan.
Keunggulan metode penambangan batubara sistem room dan pilar :
- Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.
- Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan batubara, keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap.
- Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong panjang, misalnya karena adanya patahan.
- Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan permukaan (seperti perlindungan bangunan terhadap penurunan permukaan tanah).
- Selain itu, cukup efektif unyuk menaikkan recovery sedapatnya, pada blok yang tidak cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian dangkal di bawah dasar laut.
Kelemahan metode penambangan batubara sistem ruang dan pilar :
- Recovery penambangan batubara yang sangat buruk. (sekitar enam puluh sampai tujuh puluh persen).
- Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem lorong panjang, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap ambruk.
- Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara lain disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi (batasnya sekitar lima ratus meter di bawah permukaan bumi).
- Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah dari segi keamanan untuk penerapan di lapisan batubara yang mudah mengalami terbakar.
Tadinya, recovery metode penambangan batubara sistem ruang dan pilar
sangat rendah, namun akhir-akhir ini ada juga tambang batubara yang
berhasil menaikkan recoverynya.
Metode Longwall
Metode penambangan ini adalah metode penambangan batubara yang digunakan secara luas pada penambangan bawah tanah.
Ciri-ciri metode penambangan batubara sistem longwall:
- Recoverynya tinggi, karena menambang sebagian besar batubara.
- Permukaan kerja dapat dipusatkan, karena dapat berproduksi besar di satu permuka kerja.
- Pada umumnya, apabila kemiringan landai, mekanisasi penambangan, transportasi dan penyanggaan menjadi mudah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penambangan batubara.
- Karena dapat memusatkan permuka kerja, panjang terowongan yang dirawat terhadap jumlah produksi batubara menjadi pendek.
- Menguntungkan dari segi keamanan, karena ventilasinya mudah dan swabakar yang timbul juga sedikit.
- Karena dapat memanfaatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi mudah.
- Apabila terjadi hal-hal seperti keruntuhan permuka kerja dan kerusakan mesin, penurunan produksi batubaranya besar.
Tambang longwall harus dilakukan dengan
membuat perencanaan yang hati-hati untuk memastikan adanya geologi yang
mendukung sebelum dimulai kegiatan penambangan. Kedalaman permukaan batu
bara bervariasi di kedalaman 100-350m. Penyangga yang dapat bergerak
maju secara otomatis dan digerakkan secara hidrolik sementara menyangga
atap tambang selama pengambilan batu bara. Setelah batu bara diambil
dari daerah tersebut, atap tambang dibiarkan ambruk. Lebih dari 75%
endapan batu bara dapat diambil dari panil batu bara yang dapat
memanjang sejauh 3 km pada lapisan batu bara.
Keuntungan utama dari tambang room and pillar daripada
tambang longwall adalah, tambang room and pillar dapat mulai
memproduksi batu bara jauh lebih cepat, dengan menggunakan peralatan
bergerak dengan biaya kurang dari 5 juta dolar (peralatan tambang
longwall dapat mencapai 50 juta dolar). Pemilihan teknik penambangan
ditentukan oleh kondisi tapaknya namun selalu didasari oleh pertimbangan
ekonomisnya; perbedaan-perbedaan yang ada bahkan dalam satu tambang
dapat mengarah pada digunakannya kedua metode penambangan tersebut.
Metode Shortwall
Metode ini merupakan penggabungan dari metode room and pillar dan metode lognwall.
PROSES PENCUCIAN BATUBARA
Pencucian ialah usaha yang dilkakukan
untuk memperbaiki kualitas batubara, agar batubara tersebut memenuhi
syarat penggunaan tertentu. Termasuk didalamnya pembersihan untuk
mengurangi impurities anorganik.Karakteristik batubara dan impurities
yang utama ditinjau dari segi pencucian secara mekanis ialah komposisi
ukuran yang disebut size consist, perbedaan berat jenis dari
material yang dipisahkan, kimia permukaan, friability relatif dari
batubara dan impuritiesnya serta kekuatan dan kekerasan.
Ada beberapa cara. Contoh sulfur, sulfur
adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batubara, pada beberapa
batubara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern
states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara,
beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara
bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil
dari 1%) dari berat batubara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini
dibuang sbelum mencapai cerobong asap.
Satu cara untuk membersihkan batubara
adalah dengan cara mudah memecah batubara ke bongkahan yang lebih kecil
dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu
bara disebut sebagai “pyritic sulfur ” karena ini dikombinasikan dengan
besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai “fool’s
gold” dapat dipisahkan dari batubara. Secara khusus pada proses satu
kali, bongkahan batubara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi
air , batubara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam.
Fasilitas pencucian ini dinamakan “coal preparation plants” yang
membersihkan batubara dari pengotor-pengotornya.
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan
dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batubara adalah secara kimia
benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut
“organic sulfur,” dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa
proses telah dicoba untuk mencampur batubara dengan bahan kimia yang
membebaskan sulfur pergi dari molekul batubara, tetapi kebanyakan proses
ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi
biaya dari prose pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik
modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan
untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari
gas hasil pembakaran batubara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap.
Alat ini sebenarnya adalah “flue gas desulfurization units,” tetapi
banyak orang menyebutnya “scrubbers” — karena mereka men-scrub
(menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku
pembakar batubara.
Dalam pencucian batubara, yang harus
dipertimbangkan ialah metode pencucian mana yang akan diterapkan untuk
mempersiapakan batubara sesuai keperluan pasar, dan apakah pencucian
masih diperlukan, karena pada prinsipnya batubara dapat dijual langsung
setelah ditambang. Kenyataannya penjualan langsung setelah ditambang
tidak berarti produser memperoleh keuntungan maksimum. Oleh karena itu
dalam memutuskan ini perlu dimasukan juga pertimbangan komersial.Untuk
menentukan kesesuaian alat yang digunakan dalam mencuci batubara syarat
yang diperlukan adalah ukuran butir dari batubara yang akan dicuci,
spesifik gravity dan kapasitas produksi yang digunakan. Alat-alat
tersebut antara lain dapat dipilih Dense Medium Separation, Concentration Table, Jig dan Flotasi.
Dalam proses pencucian batubara untuk
memisahkan dari mineral pengotor, dipakai berbagai jenis peralatan
konsentrasi berdasarkan sifat-sifat batubara dari mineral pengotor.
Perbedaan tersebut dapat berupa sifat fisik atau mekanik dari butiran
tersebut, seperti halnya berat jenis, ukuran, warna, gaya sentripetal,
gaya sentrifugal ataupun desain peralatan itu sendiri.
Pencucian batubata dilakukan karena
batubara hasil penambangan bukanlah batubara yang bersih, tetapi masih
banyak mengandung material pengotor. Pengotor batubara dapat berupa
pengotor homogen yang terjadi di alam saat pembentukan batubara itu
sendiri, yang disebut dengan Inherent Impurities, maupun pengotor yang dihasilkan dari operasi penambangan itu sendiri, yang disebut extraneous impurities.
Dengan demikian pencucian batubara
bertujuan untuk memisahkan dari material pengotornya dalam upaya
meningkatkan kualitas batubara sehingga nilai panas berrtambah dan
kandungan air serta debu berkurang. Batubara yang terlalu banyak
pengotor cenderung akan menurunkan kualitas batubara itu sendiri
sehingga tidak dapat diandalkan dalam upaya penjualan ke konsumen. Pada
umumnya persyaratan pasar menghendaki kandungan abu tidak lebih dari 10
%, dan pada umumya menghendaki nilai panas yang berkisar antara
6000-6900 kcal/kg.
Batubara dari tambang terbuka dan tambang
dalam harus dipisahkan terlebih dahulu dari material pengotornya yang
ditimbun terlebih dahulu di Coal Yard. Dengan bantuan Whell Looader, raw coal dimuat ke hopper, umpan dari hopper ini dipisahkan melalui grizzly, sehingga batubara yang memiliki ukuran diatas 75 mm akan dimuat ke Picking Belt
yang selanjutnya akan dipisahkan dari material pengotornya melalui hand
picking secara manual, sedangkan batubara yang berukuran -75 mm akan
dijadikan umpan pencucian.
Macam-Macam Alat Pencucian Batubara
1. Jig
Pencucian dengan alat ini didasarkan pada perbedaan spesific gravity. Proses yang dilakukan Jig ini
adalah adanya stratifikasidalam bed sewaktu adanya air hembusan.
Kotoran cenderung tenggelam dan batubara bersih akan timbul di atas.
Basic jig, Baum jig sesuai digunakan untuk pencucian batubara ukuran besar, walaupun Baum Jig dapat
melakukan pencucian pada batubara ukuran besar tetapi lebih efektif
melakukan pencucian pada ukuran 10 – 35 mm dengan spesifik gravity 1,5
–1,6. Modifikasi Baum jig adalah Batac jig yang biasa digunakan untuk batubara ukuran halus.
Untuk batubara ukuran sedang, prinsipnya
sama yaitu pulsing (tekanan) air hembusan berasal dari samping atau dari
bawah bed. Untuk menambah bed atau mineral keras yang digunakan untuk
meningkatkan stratifikasi dan menghindari percampuran kembali, mineral
yang digunakan biasanya adalah felspar yang berupa lump silica dengan
ukuran 60 mm.
2. Dense Medium Separator (DMS)
Dense medium ini juga
dioperasikan berdasarkan perbedaan spercific gravity. Menggunakan medium
pemisahan air, yaitu campuran magnetite dan air. Medium campuran ini
mempunyai spesific gravity antara batubara dan pengotornya. Slurry
magnetite halus dalam air dapat mencapai densitas relatif sekitar 1,8
ukuran batubara yang efektif untuk dilakukan pencucian adalah 0,5 – 150
mm dengan Spesifik gravity 1,3 – 1,9 type dense-medium separator yang digunakan dapat berupa bath cyclone dan cylindrical centrifugal. Untuk cylinder centrifugal separator digunakan untuk pencucian batubara ukuran besar dan sedang.
Dense medium cyclone bekerja karena adanya kecepatan dense medium,
batubara dan pengotor oleh gaya centrifugal. Batubara bersih ke luar
menuju ke atas dan pengotornya menuju ke bawah. Gambar 2 menunjukkan
contoh dense medium bath dan dense medium cyclone. Faktor penting dalam operasi berbagai dense medium sistem didasarkan pada magnetite dan efisiensi recovery magnetite yang digunakan lagi.
3. Hydrocyclone
Hydrocyclone adalah water based cyclone dimana partkel-partikel berat mengumpul dekat dengan dinding cyclone dan
kemudian akan ke luar lewat cone bagian bawah. Partikel-partikel yang
ringan (partikel bersih) mennuju pusat dan kemudian ke luar lewat vortex finder.
Diameter cyclone sangat berpengaruh terhadap efektifitas pemisahan.
Kesesuaian ukuran partikel batubara yang akan dicuci adalah 0,5 – 150 cm
dengan spesifik gravity 1,3 – 1,5
4. Concentration Tables
Proses konsentrasi table adalah
konsentrasi dengan meja miring terdiri dari rib-rib (tulang-tulang)
bergerak ke belakang dan maju terus menerus dengan arah yang horisontal.
Partikel-partikel batubara bersih (light coal) bergerak ke bawah table, sedangkan partikel-partikel kotor (heavy partical) merupakan partikel yang tidak diinginkan terkumpul dalam rib dan bergerak ke bagian akhir table.
Batubara ukuran halus dapat dicuci dengan
alat ini secara murah tetapi kapasitasnya kecil dan hanya efektif untuk
melakukan pencucian pada batubara dengan spesific gravity lebih besar
1,5 dengan ukuran partikel batubara yang dicuci 0,5 – 15 mm.
Harga Batubara saat ini ditentukan
melalui Indonesian Coal Index. Indonesian Coal Index (ICI) ialah indeks
harga jual batubara berdasarkan kualitasnya yang berlaku di Indonesia.
ICI ini sendiri dibentuk oleh PT Coalindo Energy yang bekerja sama
dengan Argus Media Limited (Inggris) dan sudah dimulai pada tahun 2006.
ICI ini dibentuk karena didasari oleh kebutuhan Indonesia untuk memiliki
standar harga sendiri. Sebelumnya, harga jual batubara di Indonesia
mengikuti harga internasional, tetapi karena perbedaan spesifikasi dan
otonomi antara pasar di Indonesia dan di luar, maka dibentuklah ICI ini.
ICI ini didapat dari analisis oleh Coalindo dan Argus Media. Coalindo
menggunakan metode panelis dimana panelis ini teridir dari 14 orang
produsen, 14 orang konsumen dan 7 orang trader dan broker. Mula-mula
panelis dari Coalindo mengajukan harga. Kemudian nilai yang didapatkan
akan di evaluasi kembali oleh Coalindo. Dari sana, 10% harga tertinggi
dan terendah akan dibuang, sisanya akan dihitung rata-ratanya sehingga
didapatkan nilai jual dari 4 macam batubara. Kemudian coalindo akan
mengirimkan hasilnya ke Argus Media di inggris, dan Argus Media di
Singapura akan mengajukan harga jual berdasarkan analisis harga harian
dan data transaksi di pasar. Kedua nilai yang didapat Argus Media di
Inggris kemudian akan dirata-ratakan dan akan mendapat nilai akhir ICI.
Specification
FOB Kalimantan, per tonne
|
||||||
Type
|
Grade (Kcal)
|
Timing
|
Sulphur
|
Ash
|
TM
|
Size
|
ICI-1
|
6,500 GAR (6,200 NAR) |
In 90 days
|
up to 1 %
|
up to 12 %
|
up to 12 %
|
Panamax
|
ICI-2
|
5,800 GAR (5,500 NAR) |
In 90 days
|
up to 0.8 %
|
up to 10 %
|
up to 18 %
|
Panamax
|
ICI-3
|
5,000 GAR (4,700 NAR) |
In 90 days
|
up to 0.6 %
|
up to 8 %
|
up to 30 %
|
Panamax
|
ICI-4
|
4,200 GAR (3,900 NAR) |
In 90 days
|
up to 0.4 %
|
up to 6 %
|
up to 40 %
|
Tug & Barge
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar