Pada
bagian
terdahulu telah dikemukakan bahwa setiap perusahaan mempunyai tujuan
yang telah ditetapkan, karena tujuan
itulah yangakan memberikan arah bagi kegiatan yang dilakukan serta
digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatannya. Untuk mencapai
tujuan tersebut, perusahaan harus
pandai dalam mengelola factor-faktor produksi yang ada dalam perusahaan
tersebut.
Factor-faktornya
adalah tenaga kerja, mesin, metode,
uang atau modal dan pasar atau dalam
bahasa Inggrisnya dikenal dengan istilah
“6 M” (Man, Material, Machines, Methods, Money and Market). Keenam factor tersebut harus dikembangkan semaksimal mungkin oleh perusahaan dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen.[1]
“6 M” (Man, Material, Machines, Methods, Money and Market). Keenam factor tersebut harus dikembangkan semaksimal mungkin oleh perusahaan dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen.[1]
B.
DEFINISI DAN PENTINGNYA KOORDINASI
Untuk
pengertian koordinasi ini, penulis mengutip definisi-definisi yang dikemukakan
oleh para ahli sebagai berikut:
1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan
dan mengkoordinasikan unsure-unsur manajemen (6 M) dan pekerjaan-pekerjaan para
bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
2. E.F.L. Breach
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakan tim
dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan
menjaga agar kegiatans itu dilaksanakan dengan keseluruhan yang semestinya
diantara para anggota itu sendiri.
3. G.R. Terry
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan
teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran
yang telah ditentukan. Definisi G. R. Terry ini berarti bahwa koordinasi adalah
pernyataan usaha dan meliputi cirri-ciri sebagai berikut:
a)
Jumlah usaha,
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif
b)
Waktu yang tepat
dari usaha-usaha ini
c)
Pengarahan
usaha-usaha ini.
4. Dr. Awaluddin Djamin, M.P.A
Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara
badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa,
sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu dan saling melengkapi.
Manajer yang sukses adalah yang dapat melakukan koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi (KIS) dengan baik.[2]
C.
PENGERTIAN MANAJEMEN
M.Fuad, Chirstine H,
Nurlela dkk (2001), Manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainya.[3]
Dari pengertian tersebut dijumpai adanya aktivitas-aktivitas khusus dalam
manajemen yang merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Dalam mencapai tujuanya,
selain untuk memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada, manajemen juga
menggunakan metode ilmiah dan seni dalam setiap pendekatannya atau penyelesaian
masalah-masalah yang dihadapi. Metode ilmiah yang digunakan umumnya meliputi
kegiatan sebagai berikut:
1.
Mengetahui adanya persoalan
2.
Mendefinisikan persoalan
3.
Mengumpulkan fakta, data, dan informasi
4.
Menyusun alternative penyelesaian
5.
Mengambil keputusan dengan memilih
salah satu alternative penyelesaian
6.
Melakukan keputusan serta melakukan tindak
lanjut
D.
FUNGSI MANAJEMEN
Berdasarkan
pengertian manajemen yang telah
dikemukakan sebelumnya, manajemen memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Pengeorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengendalian [4]
E.
KENAPA KOORDINASI SANGAT PENTING?
Koordinasi
itu sangat penting dalam suatu organisasi, adapun factor yang membuat
koordinasi itu menjadi penting adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan,
dan kekembaran atau kekosongan pekerjaan
2. Agar orang-orang dan pekerjaannya diselarasikan
serta diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan
3. Agar saranas dan prasarana dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan
4. Supaya semua unsur manajemen (6M) dan pekerjaan masing-masing individu karyawan harus membantu
tercapainya tujuan organisasi
5. Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaans
terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan.[5]
F.
SYARAT-SYARAT KOORDINASI
Adapun
syarat-syarat khusus umum yang ada dalam koordinasi adalah sebagai berikut:
1. Sense of
cooperation (perusahaan untuk
bekerja sama), ini harus dilihat dari sudut bagian per bagian bidang pekerjaan,
bukan orang per orang.
2. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan
persaingan antara bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk
mencapai kemajuan
3. Team Spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian saling menghargai
4. Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikut sertakan atau
dihargai, umumnya akan menambah kegiatan yang bersemangat[6]
Ringkasnya
kekuatan suatu organisasi ditentukan oleh spirit-esprit
atau semangatnya. Semangat ini ditentukan oleh tujuans dan cara-cara mencapai
tujuan itu dan ini meliputi doktrin. Selain semangat koordinasi juga harus
mempunyai aspek-aspek formal yaitu metode-metode, teknik yang ditunjukan untuk
mengeja/mencapai sasaran tersebut.
G.
CARA-CARA MENGADAKAN KOORDINASI
1. Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat.
Keterangan mengenai pekerjaan saja tidak
cukup, karena tindakan-tindakan yang tepat harus diambil untuk menciptakan dan menghasilkan
koordinasi yang akan dicapainya
2. Mengusahakan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan
yagn akan dicapai oleh anggota, tidak menurut masing-masing individu anggota
dengan tujuannya sendiri-sendiri. Tujuan itu adalah tujuan bersama.
3. Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran,
mengemukakan ide, saran-saran dan lain sebagainya
4. Mendorong para anggota untuk berpartisipasi dalam
tingakt perumusan dan penciptaan sasaran
5. Membina human relations
yang baik antara sesame karyawan
6. Manajer sering melakukan komunikasi informal dengan para bawahan.
Ringkasnya,
suatu koordinasi akan lebih baik dan maju, jika memperoleh dukungan partisipasi
dari bawahan, dan pihak-pihak yang
terkait yang akan melakukan pekerjaan diikut sertakan dalam proses pengambilan
keputusan; supaya mereka antusias dalam melakukansnya.
H.
KOORDINASI DAN KOOPERASI (Coordination and Cooperation)
Perbedaan
pengertian antara koordinasi dengan kooperasi dapat kita simak dari rumusan
dibahwa ini:
Koordinasi
berhubungan dengan pengintegrasian, sinkronisasi, mempunyai jumlah, waktu,
arah, dan artin yang lebih luas daripada kooperasi. Cooperation can be defined as the collection action of one person with anather
or others towards as common goal.
Kooperasi
merupakan tindakan bersama oleh sejumlah orang terhadap tujuan bersama (tujuan
umum). Misalnya, seorang anak (A) hendak bepergian ke Jakarta dengan kereta Api
pagi, pukul 5.30. agar tidak keginggalan kereta api, sebelum tidur (A)
mempercepat jamnya 30 menit dan lalu meletakan jamnya diatas meja. Kemudian
tidur. Kemudian ayahnya (B) mengetahui bahwa anaknya (A) akan berangkat ke
Jakarta pukul 5.30. Supaya tidak terlambat, (B) mempercepat jam itu 30 menit,
lalu meletakannya diatas meja. Kemudian ibunya (C) mempercepat jam tersebut 30
menit, tujuanya sama yaitu supaya (A) tidak terlambat atau ketinggalan kereta
api. Dalam hal ini tindakan A,B, dan C disebut kooperasi, tetapi bukan
koordinasi walaupun tujuanya sama.
Pada
dasarnya, koordinasi akan berhasil dengan baik jika pelaksanaan proses
manajemen dilakukan secara efektif, artinya POAC dilakukan serta diterapkan
dengan baik dan dengan pertimbangan-pertimbangan yang cukup matang.
Fungsi-fungsi utama POAC akan saling mempengaruhi satu sama yang lainnya.
Hasilnya, adalah segala usaha pada semua golongan terintegrasi secara seimbang.
I.
BAGAIMANA HUBUNGAN KOORDINASI DENGAN FUNGSI-FUNGSI
MANAJEMEN?
1. Perencanaan dan koordinasi (planning and coordination)
Perencanaan akan mempengaruhis koordinasi, artinya
semakin baik dan terincinya rencana, maka akan semakin mudah untuk melakukan koordinasi
tersebut.
2. Pengorganisasian dan koordinasi (organizing and coordination)
Pengorganisasian berhubungan dengan koordinasi,
artinya jika organisasi baik, maka pelaksanaan koordinasi akan lebih mudah. Organisasi
yang baik, apabila hubungan-hubungan antara individu karyawan baik, hubungan pekerjaan
baik, job description setiap pejabat jelas.
3. Pengarahan dan koordinasi (directing and coordination)
Pengarahan mempengaruhi koordinasi, artinya dengan menggunakan
bermacam-macam variasi dalam intensitas directing
force akan membantu menciptakan koordinasi.
4. Pengisian jabatan dan koordinasi (staffing and coordination)
Penempatan karyawan membantu koordinasi, artinya
jika setiaps pejabat sudah ditempatkan sesuai dengan keahliannya maka
koordinasi akan lebih mudah.
5. Pengendalian dan koordinasi (controlling and coordination)
Pengendalians berhubungan langsung dengan
koordinasi. Penilaian yang terus menerus atas kemajuan pekerjaan akan membantu
menyelarasikan usaha-usaha, sehingga tujuan yang ditentukans semula dihasilkan,
diperoleh dan tercapai dengan baik. Dengan demikian, maka tindakan-tindakan
perbaikan yang terjadi, karena control
membantu dalam mendapatkan koordinasi yang dibutuhkan.
J.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan materi saya yang berjudul “Koordinasi Manajemen”, maka dapat
disimpulkan bahwa fungsi-fungsi manajemen (POSDC) berhubungan erat dengan
koordinasi, artinya jika semua fungsi dalam proses manajemen diterapkans dengan
baik, maka koordinasi akan lebih mudah dicapai. Ada beberapa factor manjemen. Factor-faktornya
adalah tenaga kerja, mesin, metode,
uang atau modal dan pasar atau dalam
bahasa Inggrisnya dikenal dengan istilah
“6 M” (Man, Material, Machines, Methods, Money and Market). Keenam factor tersebut harus dikembangkan semaksimal mungkin oleh perusahaan dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen
“6 M” (Man, Material, Machines, Methods, Money and Market). Keenam factor tersebut harus dikembangkan semaksimal mungkin oleh perusahaan dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen
Berdasarkan pengertian manajemen yang telah dikemukakan
sebelumnya, manajemen memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Perencanaan
2) Pengeorganisasian
3) Pengarahan
4) Pengendalian
DAFTAR PUSTAKA
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi, Bandung:
Bumi Aksara 2001.
M.Fuad, Chirstine H, Nurlela dkk, Pengantar Bisnis, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001.
Sarwoto, Dasar-dasars
Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar