Dalam menghadapi kehidupannya, manusia masih tetap memiliki
kelemahan-kelemahan untuk mampu bertahan hidup. Beruntung manusia tidak
hanya memiliki naluri saja, melainkan dibekali akal dan pikiran.
Aristoteles
mengatakan bahwa manusia adalah “Zoon Politikon” atau makhluk
bermasyarakat. Hal ini disebabkan bahwa pada manusia terdapat
naluri-naluri untuk mendekatkan diri dengan manusia lain seperti
dorongan untuk berkomunikasi, dorongan untuk bergaul, dan dorongan untuk
menyatakan perasaan kepada fihak lain. Dalam serba kelemahannya itu
kemudian manusia merasa perlu melakukan kerja sama baik dalam menhadapi
ancaman-ancaman maupun dalam mendapat keinginannya/tujuannya. Dengan
demikian, pada akhirnya terbentuk kelompok manusia atas dasar
ikatan-ikatan tertentu yang melahirkan marga, suku, kelompok gotong
royong, mapalus dan sebagainya. Mereka bergabung dengan suka rela tanpa
ada ikatan formal. Namun demikian ada pula kelompok yang didasarkan pada
ikatan-ikatan formal yang saling menguntungkan secara timbal balik yang
dapat disebut dengan organisasi formal.
Pada umumnya organisasi
dibentuk oleh kelompok orang untuk mencapai tujuan. Apabila tujuan yang
ingin dicapai semakin luas dan kompleks maka diperlukan kerjasama dan
pembagian kerja dalam organisasi tersebut. Oleh karena tujuan organisasi
adalah tujuan bersama, maka hubungan kerja antara bagian atau antara
orang-orang yang tergabung dalam organisasi itu semakin menjadi penting.
Agar koordinasi dan hubungan kerja dapat dilaksanakan secara optimal (
jelas dan transparan ), maka melakukan koordinasi harus memperhatikan
aspirasi dari bawah serta diciptakan bentuk koordinasi yang memadai.
Koordinasi
dan hubungan kerja merupakan faktor yang sangat dominan di dalam
kehidupan suatu organisasi. Oleh karena itu, koordinasi dan hubungan
kerja harus secara terus menerus di tingkatkan dalam rangka mencapai
tujuan organisasi secara optimal.
Koordinasi merupakan pekerjaan
yang tidak mudah, dan merupakan tugas para pemimpin (manajemen) dalam
menuju pada pencapaian sasaran.
Berbagai jenis koordinasi, baik
koordinasi vetikal maupun fungsioanal dan koordinasi lainnya, dimana
semuanya memiliki tujuan yaitu dengan terwujudnya keterpaduan,
keserasian dan keselarasan dari seluruh komponen yang terkait dengan
pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.
Kegagalan koordinasi
biasanya disebabkan oleh kegagalan koordinasi dalam memikirkan dan
mendapatkan alat-alat koordinasi yang akan mendukung pelaksanaan
koordinasi tersebut. Di antara alat-alat organisasi tersebut adalah; Komunikasi, Organisasi matriks (kepanitiaan), Operating procedures, Rencana bersama, Desisi (keputusan) manajer puncak, Instruksi, Norma kebijakan dan peraturan, Asas-asas organisasi dan manajemen, Strategi, Idiologi.
Dalam
rangka melakukan koordinasi dan hubungan kerja dengan semua pihak yang
terkait untuk pencapaian tujuan organisasi. Semua pihak yang melakukan
koordinasi dan hubungan kerja pada dasarnya melakukan komunikasi. Dalam
melakukan komunikasi juga perlu memperhatikan elemen-elemen dan
jenis-jenis komunikasi yang ada agar dapat berkomunikasi efektif.
Disamping memehami konsep dan batasan / pengertian komunikasi, juga
harus mengetahui secara jelas teknis dan hambatan dalam berkomunikasi.
Untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan koordinasi dan
hubungan kerja, semua pihak harus menyadari dan mempehatikan
hambatan-hambatan dan teknis-teknis berkomunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar