Organisasi pergerakan pada masa radikal
1. Perhimpunan Indonesia dan Manifesto Politik
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri
sebuah organisasi yang bernama Indische Vereeniging. Pelopor pembentukan
organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto.
Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji
Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman
Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische
Vereeniging adalah untuk memajukan kepentingan bersama dari orang-orang
yang berasal dari Indonesia. Perasaan anti-kolonialisme semakin menonjol
setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson tentang
kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah
(The Right of Self Determination). Pada rapat umum bulan Januari 1923,
Iwa Kusumasumantri sebagai ketua baru memberi penjelasan bahwa
organisasi yang sudah dibenahi ini mempunyai tiga asas pokok yang
disebut juga Manifesto Politik, yaitu:
- Indonesia ingin menentukan nasib sendiri,
- agar dapat menentukan nasib sendiri, bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri, dan
- dengan tujuan melawan Belanda bangsa Indonesia harus bersatu.
Kegiatan Indische Vereeniging semakin
tegas dan radikal, dan telah berkembang ke arah politik. Sejalan dengan
semakin meluasnya pemakaian nama Indonesische, dirasa perlu untuk
mengubah nama organisasi menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun
1924. Melalui rapat pada tanggal 3 Februari 1925 akhirnya Indonesische
Vereeniging diganti menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Semboyan
“Indonesia Merdeka” sudah menjadi slogan meskipun mengatakannya dengan
Bahasa Belanda.
2. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara
resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak terlepas
dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-temannya
seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische
Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei
1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain
Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain. PKI terus berupaya mendapatkan
pengaruh dalam masyarakat. PKI berkembang pesat. Berikut ini ada
beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat.
- Propagandanya yang sangat menarik.
- Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
- Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain.
- Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah kolonial dan kapitalis.
- Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.
Pada tanggal 13 November 1926, Partai
Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa
sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau. Walaupun
PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka
masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin
meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di
Indonesia.
3. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan
Algemeene Studie Club. Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi
sosio politik yang kompleks. Pemberontakan PKI pada tahun 1926
membangkitkan semangat untuk menyusun kekuatan baru dalam menghadapi
pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir.
Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr.
Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat
pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.
- Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa.
- PKI sebagai partai massa telah dilarang.
- Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno).
Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia
merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu
self help (berjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya
terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya
adalah marhaenisme. Kongres Partai Nasional Indonesia yang pertama
diadakan di Surabaya, tanggal 27 – 30 Mei 1928. Kongres ini menetapkan
beberapa hal berikut.
- Susunan program yang meliputi: a). bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka, b) bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
- Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
- Menetapkan garis politik memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan sendiri, antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional, perkumpulan koperasi, dan sebagainya.
Dengan berkembangnya desas desus bahwa
PNI akan mengadakan pemberontakan, maka empat tokoh PNI yaitu Ir.
Soekarno, R. Gatot Mangkuprojo, Markun Sumodiredjo, dan Supriadinata
ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan Bandung. Dalam proses
peradilan itu, Ir. Soekarno dengan kepiawaiannya melakukan pembelaan
yang diberi judul “Indonesia Menggugat”. Penangkapan terhadap para tokoh
pemimpin PNI merupakan pukulan berat dan menggoyahkan keberlangsungan
partai. Dalam suatu kongres luar biasa yang diadakan di Jakarta pada
tanggal 25 April 1931, diambil keputusan untuk membubarkan PNI.
Pembubaran ini menimbulkan pro dan kontra. Mr. Sartono kemudian
mendirikan Partindo. Mereka yang tidak setuju dengan pembubaran masuk
dalam Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) yang didirikan oleh Drs.
Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir.
Incoming search terms:
- masa radikal
- organisasi pada masa radikal
- masa radikal indonesia
- masa radikal adalah
- organisasi radikal
- organisasi pergerakan nasional masa radikal
- tiga organisasi radikal pada masa pergerakan nasional
- organisasi masa radikal
- organisasi-organisasi pada masa radikal
- pergerakan pada masa radikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar