ABSTRAK
Komunikasi pada dasarnya digunakan
sebagai alat atau transmisi yang menitik beratkan kepada gagasan pengiriman,
penyebaran, dan pemberian informasi kepada orang lain. Namun ada gagasan
lain yang mengemukakan bahwa komunikasi bukan hanya alat tetapi sebagai sarana
pikiran yaitu komunikasi dipakai untuk maksud tertentu seperti memberi
intruksi, membujuk, dan memperoleh kekuasaan. Dalam konteks organisasi
komunikasi salah satunya digunakan untuk menentukan tujuan, norma dan prilaku
organisasi. Organisasi ini dapat dipandang sebagai suatu sarana kekuasaan.
Dimana individu dapat memiliki kekuasaan, dan melaksanakannya melalui
komunikasi dan menciptakan tindakan yang terorganisir.
Kata Kunci: Organisasi,
Kekuasaan, Komunikasi
PENDAHULUAN
Organisasi memiliki tujuan tertentu dan memiliki
sifat untuk selalu dapat memenuhi tujuannya tersebut. Usaha yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan kekuasaan. Karena pada
dasarnya, organisasi mempunyai sifat berusaha untuk memenuhi beberapa jenjang
keteraturan tertentu sehingga dapat bertahan dan mencapai tujuannya. Usaha yang
dilakukan meliputi suatu keteraturan yang dirundingkan, tetapi pengaturan
manusialah yang melibatkan kekuasaan. Individu yang bergabung dengan organisasi
ini adalah dengan menggunakan kekuasaan.
Organisasi pada dasarnya adalah pengendalian
dalam memperluas kekuasaan melalui pendelegasian, orang harus dapat menyatukan
delegasi dengan kekuasaan yang mengesahkannya.” Clegg (1989)
Dalam kebanyakan kasus, individu dalam organisasi
juga menginginkan rasa kendali (Sense of Controll). Kekuasaan apa yang
digunakan? Bagaimana menggunakannya? Siapa yang dilayani? Dan Tujuannya untuk
apa?.”
PEMBAHASAN
Konsep Kekuasaan dan
Organisasi
Gagasan tradisional tentang kekuasaan menfokuskan
pada individu dan pelaksanaan kekuasaannya. Frech dan Raven mendasarkan
kekuasaan A terhadap B pada lima jenis kekuatan yaitu; Pertama,
Kekuasaan memberikan ganjaran (Reward Power), Dapatkah A memberikan
ganjaran yang dapat disahkan oleh B. Kedua, Kekuasaan yang
memaksa (Coursive Power). Dapatkah A memberikan suatu hukuman yang
dianggap hukuman oleh B. Ketiga, Kekuasaan yang sah (Legitimative
Power). Apakah B Percaya bahwa A memiliki hak untuk mempengaruhi B dan B
harus menerimanya, mungkin penerimaan terhadap struktur sosial atau nilai-nilai
budaya. Keempat, Kekuasaan Referen (Referent Power). Apakah B
mengenal A, Apakah B ingin seperti A, apakah B memiliki keinginan memaksakan
suatu kesatuan dengan A. Kelima, Kekuasaan Ahli (Expert Power).
Apakah B percaya bahwa A memiliki pengatahuan atau keahlian khusus yang berguna
atau diperlukan untuk kebaikan atau untuk memenuhi harapan B.
Banyak konsep dan definisi mengenai kekuasaan,
konsep tradisional mendefinikan kekuasaan untuk menentukan dan membatasi
hasil-hasil. Gagasan tradisional tentang kekuasaan menfokuskan pada individu
dan pelaksanaan kekuasaannya. Pandangan modern menyatakan bahwa kekuasaan tidak
terletak pada manusia saja tetapi juga pada struktur sosial yang memungkinkan
mereka bertindak. Individu memiliki kemampuan bertindak dan mempengaruhi orang
lain berdasarkan pada sumber atau posisi tertentu tetapi kekuasaan meliputi
lebih dari sekedar milik yang dapat digunakan pada setiap situasi. Kekuasaan
terletak pada hubungan antar manusia dalam sistem sosial itu sendiri.
Organisasi dan kekuasaan hendaknya memiliki
hubungan interaksi yang sangat erat. Sama halnya dengan struktur
organisasi, kekuasaan-kekuasaan tidak dapat mempertahankan dirinya tanpa
orang-orang yang mengesahkan dirinya melalui prilaku, sementara itu seperti
yang telah disebutkan sebelumnya bahwa orang dalam organisasi melakukan usaha
untuk mencapai tujuan organisasi untuk itu diperlukan sebuah kekuasaan. Jadi
dapat dikatakan bahwa dalam dinamika organisasi, kekuasaan sangat diperlukan.
Dinamika Komunikasi
Organisasi
Gagasan terhadap komunikasi (Tradisional)
mula-mula adalah melihat komunikasi sebagai alat atau tranmisi. Yang mana
menitik beratkan kepada gagasan pengiriman penyebaran dan pemberian informasi
kepada orang lain dengan tujuan untuk mengendalikan. Adapun gagasan lain yang
mengemukakan pendapatnya bahwa komunikasi bukan hanya alat untuk mengendalikan,
akan tetapi sebagai sarana pikiran dalam arti dipakai untuk maksud tertentu
seperti memberikan intruksi, membujuk, bahkan memperoleh kekuasaan.
Dua gagasan yang berbeda diatas penting untuk
mengantarkan pemahaman tentang komunikasi organisasi dan kekuasaan. Pertama,
komunikasi dipandang sebagai mekanisme kekuasan. Dalam konteks organisasi
komunikasi digunakan untuk menentukan tujuan, norma dan prilaku organisasi,
organisasi dipandang sebagai suatu sarana kekuasaan. Manusia memiliki
kekuasaan, dan melaksanakannya melalui komunikasi dan menciptakannya dengan
tindakan yang terorganisir. Kedua, Komunikasi dipandang sebagai
kekuasaan. Karena kemampuannya sangat berpengaruh dalam menentukan hasil,
pengetahuan, kenyakinan dan tindakan. Manusia bertindak berdasarkan informasi
yang ada serta pilihan atau alternatif yang disediakan oleh informasi tersebut.
Kekuasaan lalu digunakan melalui alternatif yang disediakan dan cara alternatif
tersebut diberikan. Contoh; Organisasi memberikan kesempatan kepada anggotanya
untuk memberikan keputusan tetapi tidak bebas sama sekali, melainkan memberikan
pilihan atau kriteria yang harus dipenuhi dalam setiap pengambilan keputusan
tersebut.
Komunikasi dalam Proses
Pemberian Kekuasaan
Bagian paling penting dalam proses pemberdayaan
yaitu mengenalkan kondisi-kondisi yang membangkitkan perasaan tidak berdaya.
Dalam organisasi manusia terkadang merasa tidak berdaya ketika mereka tidak
memiliki akses kepada informasi yang mempengaruhi kesejahteraan dan pekerjaan
mereka.
Konsep pemberian kekuasaan atau pemberdayaan ini,
memiliki beberapa dimensi. Conger dan Kanungo menyatakan pendapatnya bahwa
pemberdayaan dapat ditinjau dalam arti rasional dan motivasional. Pertama,
aspek rasional menegaskan kepada masalah pembagian kekuasan antara manajer
dan bawahan. Ada usaha untuk melonggarkan hilarkhi dan menekankan pemecahan
masalah secara bersama-sama. Kedua, aspek motivasional yang
merujuk kepada kebutuhan hakiki suatu keyakinan dan kemampuan pribadi. Dengan
teknik ini, pegawai akan merasa memiliki kekuasaan. Jadi pemberdayaan dalam
arti motivasional adalah mempercayai kemampuan setiap orang yang meliputi
kebutuhan dan hak setiap orang untuk merasakan bahwa dirinya mampu berprestasi
dan efektif. Berdasarkan hal diatas tampak adanya hubungan yang erat
antara pemberdayaan dan kinerja. Pengambilan keputusan menyangkut dan
berhubungan erat dengan kinerja. Diberdayakan dalam organisasi berarti
mengetahui argumentasi yang diterima serta cara-cara yang digunakannya. Dalam
hal ini, berarti kita tidak bisa lepas dari praktek komunikasi dalam organisasi
meskipun terkadang atau cenderung diabaikan dalam kekuasaan.
Komunikasi dan
pelaksanaan kekuasaan
Komunikasi dalam suatu organisasi harus
menceriminkan penggunaan kekuasaan yang bijaksana. Seperti yang diungkapkan
oleh Boulding (1989), bahwa mempertahankan kekuasaan mungkin bergantung pada
pengetahuan kapan untuk menggunakan kekuasaan itu. Kekuasaan yang dilaksanakan
secara bijaksana terkadang sama sekali tidak digunakan, seperti; seorang
manajer mendelagasikan otoritas kepada bawahannya untuk melakukan suatu tugas,
komunikasi harus mendukung, yaitu setidaknya manajer memberikan sebuah memo,
atau merincikan tugas apa yang harus dilaksanakan atau dikerjakan.
Komunikasi dengan menempatkan posisi orang lain
lebih rendah adalah suatu wujud pelaksanaan kekuasan. Ini mengisyaratkan suatu
hubungan yang memaksakan dominasi tanpa sepengetahuan orang yang melakukannya,
dan bahkan tidak diketahui dan disadari oleh orang tersebut.
Banyak isu gender (bahasa, seksis, bahasa
seksual) yang merupakan isu dari pada kekuasaan. Sesuatu yang tampak tidak
salahnya bagi seseorang, dapat saja dipandang sebagai penindasan oleh orang
lain. Misalnya seperti istilah freshman dapat saja menimbulkan suatu
pertentangan. Itu dikarenakan kata tersebut khusus untuk seorang pria sehingga
mengabaikan keberadaan kaum wanita. Meskipun begitu, sebenarnya istilah ini
sudah dulu ada dan tidak menyangkut jenis kelamin lagi.
Dalam komunikasi yang penting adalah “penciptaan
pesan”, bahasa tidak saja sekedar masalah kecermatan politis. Masalah persamaan
lebih penting daripada gagasan kecermatan politis.
KESIMPULAN
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi,
mengatur atau mendalikan dan merupakan bagian yang melekat pada proses
organisasi. Kekuasaan tidak hanya melekat kepada manusia, dan sumberdaya tetapi
juga pada struktur sosial itu sendiri. Struktur organisasi memperbolehkan
dan membatasi penggunaan kekuasaan. Struktur ini disahkan melalui prilaku
komunikasi. Struktur organisasi diciptakan, dipertahankan dan ditranformasikan
melalui proses komunikasi. Komunikasi bukan hanya berlaku sebagai suatu
mekanisme kekuasaan, tetapi juga merupakan kekuasaan dalam arti aturan-aturan,
praktik-praktik dan cara pandang dalam wacana yang bersangkutan.
Praktik-praktik diskursif, penulisan, dan argumentasi merupakan bagian yang
melakat pada struktur.
Organisasi yang mendambakan sebuah inovasi,
perubahan dan andil maksimal dari pada anggotanya akan menjalankan komunikasi
yang memberdayakan semua pesertanya. Kekuasaan dapat menjadi kekuasaan positif
apabila dibagikan, dikembangkan pada orang lain, dan digunakan secara
bijaksana, dalam arti memperbolehkan masuk berbagai pendapat yang beraneka ragam
dalam pengambilan keputusan dsb, menumbuhkan kemampuan diri, saran-saran serta
menjamin kondisi yang memberikan kesempatan untuk saling mempengaruhi.
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PERUSAHAAN
PENGERTIAN KOMUNIKASIKomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar